web analytics
header

Harapan Itu Selalu Ada

Oleh : Ghina Mangala Hadis Putri
 SURAT BUAT WAKIL RAKYAT
Iwan Fals
Untukmu yang duduk sambil diskusi
    Untukmu yang biasa bersafari
    Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
    Bukan kumpulan teman teman dekat
    Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
    Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
    Jangan ragu jangan takut karang menghadang
    Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
    Masa depan kami dan negeri ini
    Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
    Meski kami tak kenal siapa saudara
    Kami tak sudi memilih para juara
    Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha……
Wakil rakyat seharusnya merakyat
    Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
    Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
    Hanya tahu nyanyian lagu ’setuju’
L
irik lagu itu tampak menyentil, namun rupanya hanya menyentil bagi sebagian wakil rakyat yang sedikit Peka. Jika ditelaah lebih dalam, lagu itu cukup menggambarkan bagaimana ruwetnya pemilihan umum di Indonesia yang katanya sebagai representative dari demokrasi di Indonesia.
            Tidak pernah terfikir di benak kita sebagai rakyat Indonesia bagaimana wakil-wakil kita yang ada di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu bekerja. Akankah sama seperti deskripsi dalam lirik lagu Iwan Fals tersebut? atau lebih buruk? Entahlah, tidak ada yang bisa menjamin baik tidaknya kualitas para wakil rakyat kita apalagi di tengah carut-marutnya dunia perpolitikan Indonesia.
Wakil rakyat yang berasal dari partai-partai politik pemegang kekuasaan, maju melenggang dengan kekuatan partainya untuk menjadi wakil-wakil dari kita, rakyat Indonesia. Namun, ternyata korupsi, nampaknya masih saja menghantui para wakil rakyat kita di sana, di Gedung DPR. Terlena akan kekuasaan, mengatasnamakan rakyat, tapi tohjustru kekayaan negara kita direnggut dengan sombongnya. Ironis, melihat kenyataan itu.
Tapi, tak dapat dipungkiri juga jika diantara seabrek wakil rakyat yang “tidak becus” itu toh tetap masih ada wakil-wakil rakyat Indonesia yang bersikap jujur. Optimis, selayaknya masih perlu kita berikan untuk kondisi perpolitikan Indonesia. Karena, percaya atau tidak sepandai-pandainya Tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya mereka (wakil rakyat yang “tidak becus”) menyembunyikan kebobrokan kualitas mereka akibat terlena akan kekuasaan, suatu saat pasti akan terbongkar juga.
Surat buat Wakil Rakyat, judul yang tepat yang digambarkan oleh Iwan Fals. Tentunya, sebagai rakyat Indonesia memiliki harapan yang lebih kepada para wakil rakyat yang ada di gedung DPR sana. Harapan yang akan membawa Indonesia pada kondisi yang lebih baik. So, kenapa tidak untuk memberikan sedikit kepercayaan bagi mereka, para wakil rakyat kita.

 


Caption :
Di hati dan lidahmu kami berharap
    Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Related posts:

Manis Gula Tebu yang Tidak Menyejahterakan

Oleh: Aunistri Rahima MR (Pengurus LPMH Periode 2022-2023) Lagi-lagi perampasan lahan milik warga kembalidirasakan warga polongbangkeng. Lahan yang seharusnyabisa menghidupi mereka kini harus dipindahtangankan denganpaksa dari genggaman. Tak ada iming-iming yang sepadan, sekali pun itu kesejahteraan, selain dikembalikannya lahanyang direbut. Mewujudkan kesejahteraan dengan merenggutsumber kehidupan, mendirikan pabrik-pabrik gula yang hasilmanisnya sama sekali tidak dirasakan warga polongbangkeng, itu kah yang disebut kesejahteraan? ​Menjadi mimpi buruk bagi para petani penggarap polongbangkeng saat sawah yang telah dikelola dan dirawatdengan susah payah hingga mendekati masa panen, dirusaktanpa belas kasih dan tanpa memikirkan dengan cara apa lagipara petani memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesejahteraanyang diharapkan hanya berwujud kesulitan dan penderitaan. ​Skema kerjasama yang sempat dijalin pun sama sekalitidak menghasilkan buah manis, petani yang dipekerjakanhanya menerima serangkaian intimidasi dan kekerasan hinggapengrusakan kebun dan lahan sawah siap panen, itu kahbentuk sejahtera yang dijanjikan? ​Kini setelah bertahun-tahun merasakan dampak pahitpabrik gula PT. PN XIV Takalar, tentu saja, dan memangsudah seharusnya mereka menolak, jika lagi-lagi lahan yang tinggal sepijak untuk hidup itu, dirusak secara sewenang-wenang sebagai tanda bahwa mereka sekali lagi inginmerampas dan menjadikannya lahan tambahan untukmendirikan pabrik gula. ​Sudah sewajarnya warga polongbangkeng tidak lagihanya tinggal diam melihat lahan mereka diporak-porandakan. Sudah sewajarnya meraka meminta ganti rugiatas tanaman yang dirusak, serta meminta pengembalian lahanyang telah dirampas sejak lama. Dan dalam hal ini, Kementerian BUMN, Gubernur Sulawesi Selatan, maupunBupati Takalar harus ikut turun tangan mengambil tindakansebagai bentuk dorongan penyelesaian konflik antara wargapolongbangkeng dan