web analytics
header

Puncak Kompetisi Sepak Bola Benua Biru

Oleh: M. N. Faisal R. Lahay
P
iala Eropa 2012 yang telah digelar sejak awal bulan Juni kini mencapai puncak perhelatannya. Pagelaran UEFA empat tahunan ini juga merupakan salah satu turnamen terbesar yang ada di dunia. Bagaimana tidak, hampir seluruh talenta pesepakbola terbaik di dunia selalu berlabuh ke klub-klub besar Eropa untuk bisa mendapatkan pengalaman terbaik. Ya, kompetisi di liga-liga Eropa terhitung lebih sengit dan kompetitif dibanding dengan liga-liga yang ada di benua Asia, Afrika, bahkan di Amerika.
Memang betul, dua negara terbaik penghasil talenta muda dan berbakat dalam dunia pesepakbolaan dunia ada di benua Amerika, yakni Brazil dan Argentina. Belum lagi jika kita melihat prestasi dari Brazil, yang merupakan juara dunia terbanyak, yaitu lima kali. Namun  semua itu tetap belum bisa menyaingi panasnya atmosfir pertandingan di setiap kompetisi yang ada di benua biru, termasuk dalam pagelaran Piala Eropa kali ini.
Hal itu juga yang kemudian menjadi daya tarik bagi semua penikmat sepak bola untuk selalu menyaksikan tim-tim besar Eropa bertanding, baik para klubnya maupun para timnas. Bahkan dalam kurun waktu lima hingga tujuh tahun terakhir ini pun tim-tim dari Amerika Latin seperti Brazil dan Argentina seakan tidak mampu bersaing dengan negara-negara yang berasal dari benua biru, seperti Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol. Sehingga peringkat sepuluh besar FIFA pun didominasi oleh tim-tim Eropa.
Spanyol-Italia: Adu Gengsi
Kembali lagi melihat pagelaran Piala Eropa 2012 kali ini. Enam belas tim terbaik yang merupakan kebanggaan dari negaranya masing-masing saling unjuk gigi di kancah tertinggi kompetisi sepak bola Eropa. Turnamen yang telah berlangsung selama kurang lebih satu bulan ini akan segera berakhir dini hari nanti. Kompetisi ini telah menyisakan dua tim terbaik dari Eropa bagian selatan, yakni Spanyol dan Italia.
Perhelatan yang digelar di Polandia dan Ukraina ini akan ditutup di Kiev, Ukaraina, setelah satu bulan sebelumnya dibuka di Warsawa, Polandia. Jika melihat kembali dua tim yang akan bertanding di babak final ini, maka kita akan mengalami kesulitan untuk menentukan pemenangnya. Karena dari segi sejarah dan materi pemain masing-masing tim memiliki keunggulan dan kelemahan. Tercatat bahwa timnas Italia merupakan tim peraih piala dunia terbanyak kedua setelah Brazil, yaitu empat kali. Sedangkan Spanyol baru satu kali merebut gelar tertinggi sepak bola tersebut.
Namun untuk turnamen Piala Eropa, sejarah mencatatkan bahwa timnas Spanyol lebih banyak mengoleksinya dari pada Italia, yakni sebanyak dua kali, sedangkan Italia baru satu kali. Hal ini juga yang menjadi modal kepercayaan diri bagi masing-masing tim untuk dapat memenangkan trofi Piala Eropa kali ini.
Tapi itu semua hanya sejarah. Bola itu bundar. Sehingga segala kemungkinan bisa saja terjadi. Sekarang kita lihat materi pemain yang disiapkan oleh kedua tim untuk menghadapi babak final kali ini. Ditinjau dari talenta muda dan para senior yang berkualitas, timnas Spanyol sangat berpeluang untuk bisa mempertahankan gelar sebagai penguasa Eropa. Belum lagi jika kita melihat isi dari para pemain inti di Spanyol. Skuad yang didominasi oleh dua klub terbaik Eropa, yakni Real Madrid dan Barcelona ini sudah sangat pasti menjanjikan tontonan sepak bola yang sangat menghibur dengan permainan “tiki-taka”-nya. Sehingga kemungkinan untuk menguasai bola di sepanjang jalannya pertandingan sangat terbuka lebar.
Berbeda halnya dengan timnas Italia. Mungkin dikarenakan kasus calciopoli yang sempat menimpa Liga Italia beberapa tahun silam, salah satu liga terbaik di dunia ini seakan  kurang berprestasi dalam kancah internasional, termasuk pada timnasnya. Itu terbukti bahwa timnas Italia dalam kurun waktu lima hingga enam tahun terakhir tidak pernah mendapatkan gelar bergengsi dalam turnamen besar internasional. Padahal sebelumnya pada tahun 2006, mereka mampu merebut gelar sebagai juara dunia setelah mengalahkan Perancis di Jerman. Meskipun skuad inti yang dibawa kali ini mayoritas terdiri dari pemain Juventus, namun kepopuleran mereka bisa dikatakan kalah jika dibandingkan dengan skuad timnas Spanyol yang sedang naik daun. Walaupun demikian, pemain senior pada kubu Italia yang menjadi motor utama dalam menyerang dan bertahan juga tidak bisa dipandang sebelah mata, sehingga kemungkinan untuk merebut gelar dari sang juara bertahan juga terbuka lebar.
Terlepas dari itu semua, kedua tim yang akan bertemu dini hari nanti telah membuktikan bahwa mereka adalah tim terbaik di Eropa saat ini. Tercatat pada turnamen kali ini mereka berhasil mengalahkan empat tim yang difavoritkan juga sebagai juara. Spanyol berhasil mengalahkan Perancis dan Portugal, sedangkan Italia berhasil mengalahkan Inggris dan Jerman. Fakta tersebut tentu saja membuat para pencinta bola semakin semangat untuk menyaksikannya. Menarik memang. Namun, siapapun yang menjadi juara, pasti itulah yang terbaik.

Related posts:

Manis Gula Tebu yang Tidak Menyejahterakan

Oleh: Aunistri Rahima MR (Pengurus LPMH Periode 2022-2023) Lagi-lagi perampasan lahan milik warga kembalidirasakan warga polongbangkeng. Lahan yang seharusnyabisa menghidupi mereka kini harus dipindahtangankan denganpaksa dari genggaman. Tak ada iming-iming yang sepadan, sekali pun itu kesejahteraan, selain dikembalikannya lahanyang direbut. Mewujudkan kesejahteraan dengan merenggutsumber kehidupan, mendirikan pabrik-pabrik gula yang hasilmanisnya sama sekali tidak dirasakan warga polongbangkeng, itu kah yang disebut kesejahteraan? ​Menjadi mimpi buruk bagi para petani penggarap polongbangkeng saat sawah yang telah dikelola dan dirawatdengan susah payah hingga mendekati masa panen, dirusaktanpa belas kasih dan tanpa memikirkan dengan cara apa lagipara petani memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesejahteraanyang diharapkan hanya berwujud kesulitan dan penderitaan. ​Skema kerjasama yang sempat dijalin pun sama sekalitidak menghasilkan buah manis, petani yang dipekerjakanhanya menerima serangkaian intimidasi dan kekerasan hinggapengrusakan kebun dan lahan sawah siap panen, itu kahbentuk sejahtera yang dijanjikan? ​Kini setelah bertahun-tahun merasakan dampak pahitpabrik gula PT. PN XIV Takalar, tentu saja, dan memangsudah seharusnya mereka menolak, jika lagi-lagi lahan yang tinggal sepijak untuk hidup itu, dirusak secara sewenang-wenang sebagai tanda bahwa mereka sekali lagi inginmerampas dan menjadikannya lahan tambahan untukmendirikan pabrik gula. ​Sudah sewajarnya warga polongbangkeng tidak lagihanya tinggal diam melihat lahan mereka diporak-porandakan. Sudah sewajarnya meraka meminta ganti rugiatas tanaman yang dirusak, serta meminta pengembalian lahanyang telah dirampas sejak lama. Dan dalam hal ini, Kementerian BUMN, Gubernur Sulawesi Selatan, maupunBupati Takalar harus ikut turun tangan mengambil tindakansebagai bentuk dorongan penyelesaian konflik antara wargapolongbangkeng dan