web analytics
header

Menjadi Penulis Kreatif Dan Produktif

Oleh : M. N. Faisal R. Lahay

Menulis bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Butuh kepandaian dan kemahiran dalam menyusun kata-kata menjadi satu kalimat hingga menjadi sebuah wacana yang menarik. Di samping itu, seorang penulis juga setidaknya harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas guna memberikan informasi kepada khalayak melalui tulisannya. Pemilihan topik dalam penentuan tema pun juga sangat berperan dalam menarik minat dari para pembaca. Ketepatan penulis dalam memilih kata-kata dan bahasa yang komunikatif juga diperlukan untuk mempermudah bagi para pembaca dalam memahami substansi dari tulisan kita.

Dalam menulis tentunya setiap orang memiliki ciri khas masing-masing. Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat yang berbeda menjadi karakter bagi masing-masing orang untuk mengekspresikan dirinya dalam tulisan. Terlepas dari itu, dalam proses menulis juga pasti terdapat kendala atau kesulitan bagi setiap penulis. Maka dari itu berikut sedikit pembahasan mengenai kiat-kiat untuk menjadi seorang penulis yang kreatif dan produktif.

Salah satu kendala utama yang terlihat sepele dalam menulis adalah bagaimana kita bisa memulai tulisan itu sendiri. Kendala ini akan mudah untuk diatasi jika ada suatu topik yang sedang marak diperbincangkan oleh khalayak. Karena untuk memulai suatu tulisan, penulis hendaknya sudah memiliki ide atau gagasan utama dalam kepalanya yang hendak ia tuangkan dalam bentuk tulisan. Dengan adanya satu wacana yang beredar di masyarakat mengenai suatu fenomena tertentu, akan sangat membantu bagi seorang penulis untuk membuka pikirannya dalam menentukan tema tulisan. Maka dari  itu, hendaknya seorang penulis pandai-pandai membaca situasi dalam masyarakat, agar bisa mengangkat satu tema tulisan tertentu.

Cara lain untuk bisa mengatasi masalah ini adalah dengan membuat suatu kerangka tulisan. Jadi kita urutkan terlebih dahulu dari tema, judul, pembuka, isi, dan seterusnya untuk tulisan kita. Sehingga nantinya akan mempermudah struktur penulisan kita.

Sempat disinggung sebelumnya bahwa setiap penulis memiliki karakter dan cara menulis yang berbeda. Hal ini juga  berhubungan dengan bagaimana seseorang bisa memulai sebuah tulisan. Dalam hal menulis, ada penulis yang lebih suka memulai tulisan dengan hal-hal yang ada di sekitarnya, seperti lingkungan hidup, keluarga, atau realitas yang terjadi di kesehariannya. Sehingga segala hal yang ada di kepalanya cenderung lebih mudah untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Berbeda dengan cara sebelumnya yang lebih bersifat kaku dan struktural, karena harus melalui sebuah kerangka tulisan. Contoh tulisan dengan menggunakan cara ini adalah tulisan biografi, auto-biografi, buku harian, dan lain-lain.

Terkait dengan hal di atas, dalam penulisan buku harian atau diary misalnya, media yang lumrah digunakan oleh masyarakat ketika dulu adalah buku dan alat tulis. Namun kini dengan adanya perkembangan teknologi di tengah masyarakat, kegiatan menulis menjadi lebih menarik. Sebut saja Facebook, Twitter, dan Blog. Jejaring sosial semacam ini secara tidak langsung sebenarnya juga turut andil dalam meingkatkan minat menulis kepada masyarakat. Sehingga yang dulunya menulis hanya ditekuni oleh para cendekiawan dan kaum intelek terpelajar, kini dunia menulis juga digeluti oleh orang-orang awam yang mau mengekspresikan karyanya dalam bentuk tulisan lepas.

Untuk memulai sebuah tulisan juga sebenarnya dibutuhkan mood dari sang penulis sendiri. Sehingga masalah-masalah klasik seperti malas dan kurangnya waktu menulis juga turut menjadi faktor tertundanya sebuah tulisan dikerjakan. Oleh sebab itu, pembiasaan dalam menulis sangat diperlukan. Karena ketika kegiatan menulis telah kita jadikan sebagai suatu hobi, maka perlahan-lahan kegiatan tersebut akan menjadi kebutuhan bagi diri kita sendiri.

Hal lain yang biasa menjadi kendala dalam memulis adalah mengalami kebuntuan di tengah proses penulisan. Kendala ini dapat terjadi jika seorang penulis telah kehabisan kosa kata, atau kehabisan ide untuk menambahkan subtema lain yang ingin ia angkat dalam tulisannya. Solusi dari kendala ini adalah dengan memperbanyak sumber atau referensi penulisan. Hal ini juga berkaitan dengan penulsian non-fiksi dari sebuah karya tulis. Semakin banyak referensi yang digunakan dan dicantumkan sumbernya, maka nilai keilmiahan dari tulisan tersebut semakin kuat.

Kebuntuan di tengah proses penulisan juga sebenarnya disebabkan oleh kejenuhan dari sang penulis. Maka dari itu, salah satu solusi dari kendala ini adalah dengan beristirahat terlebih dahulu dan menghentikan sejenak proses perampungan tulisannya. Karena jika sang penulis memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisannya dalam kondisi yang tidak maksimal, maka hasil tulisannya pun akan menjadi kurang baik.

Dalam menulis sendiri seyogyanya seorang penulis, khususnya yang masih pemula, memilih tema tulisan yang sederhana, ringan dan ia kuasai. Karena dengan begitu, tulisan yang ia kerjakan tidak terlalu berat dan cenderung mudah untuk diselesaikan.

Menulis bukanlah satu keterampilan yang bisa dikuasai hanya dengan satu atau dua kali latihan. Namun juga harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Apalagi jika ingin benar-benar menjadi seorang penulis yang kreatif dan produktif. Dibutuhkan kerja keras lebih dalam menangkap wacana yang beredar dalam masyarakat, memperbanyak sumber referensi terutama dalam bentuk bacaan, dan kekonsistenan dalam bidang jurnalistik sendiri. Oleh karena itu, kiat-kiat seperti di atas diharapkan dapat menjadi sedikit acuan bagi kita dalam menggeluti bidang jurnalistik, khususnya menulis.

Related posts: