web analytics
header

Sosialisasi Perlu Digalakkan Jelang Pilwalkot Makassar

Nampak keempat pembicara dalam  acara ekspos hasil survei IDECsekaligus 
diskusi publik mengenai pilwalkot Makassar, Rabu (1/5)

Makassar, Eksepsi Online-Hasil riset oleh Indonesia Development Engineering Consultant (IDEC) menunjukkan bahwa kesadaran dan partisipasi masyarakat  Makassar dalam kegiatan perpolitikan, termasuk pemilihan umum walikota, sangat rendah. Pemaparan tersebut berlangsung dalam diskusi publik; Demokrasi Bukan Basa-Basi, yang membahas mengenai Ekspos Hasil Survei Walikota Harapan Warga Makassar. Acara yang terselenggara atas kerjasama Yayasan Indonesia Bangkit, IDEC, dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) tersebut berlangsung  di ruang Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas, Rabu (1/5). Hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Ir. Ananto Yudono, M. Eng selaku Pakar Tata Kota Unhas, Prof. Deddy T. Tikson selaku Pakar Administrasi Publik Unhas, Prof. Dr. H. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H selaku Pakar Hukum Tata Negara Unhas, dan Rahmad M. Arsyad, S. Kom, M.I. Kom selaku Direktur Riset IDEC. 
Hasil riset IDEC mengenai pengetahuan masyarakat Makassar tentang  Pemilihan walikota (Pilwalkot) Makassar akan digelar bulan September ini, masih sangat minim. Sebanyak 62,34% koresponden mengatakan tidak tahu, dan 37,64% saja yang mengetahui.  “Ini menunjukkan bahwa sosiaisasi para calon kandidat walikota masih kurang,” jelas Rahmad.
Mengenai sosialisasi tersebut, hasil riset IDEC menyatakan bahwa sosialisasi yang menurut  masyarakat Makassar ideal adalah turun langsung ke masyarakat, yaitu sebanyak 66,07% koresponden. Selebihnya menyatakan melalui baliho yaiitu 14,08%, dan 7,40% menyatakan dengan cara memberikan bantuan. “masyarakat kini menginginkan pemimpin yang dekat dengan mereka. Masyarakat tidak ingin ada jarak antara mereka dengan pemimpinnya,” ungkap Deddy.
Dalam kesempatan itu juga, hasil survei menunjukkan tingkat antusias masyarakat  pemilih dengan tingkat pendidikan SMA ke atas lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat yang penddikannya SMA ke bawah.  Di Tamalanrea sendiri, pada pemilihan walikota tahun lalu, partisipasi masyarakat hanya 50%. Meskipun demikian, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 87,69% koresponden warga kota Makassar menyatakan mau berpartisipasi pada pilwilkot Makassar tahun ini.
Meskipun banyak instrumen pendekatan yang digunakan para calon kandidat walikota, namun menurut hasil survei, alasan masyarakat memilih figur calon walikota adalah karena yakin atas kemampuan kandidat untuk memimpin warga kota Makassar dengan baik, yaitu sebanyak 19,90%. Selebihnya 17,86 memilih kandidat karena sering memberikan bantuan, dan hanya  1,28% memilih karena alasan partai politik.
Menanggapi hasil riset tersebut, Aminuddin Ilmar menyatakan bahwa masih terbuka peluang yang besar kepada para kandidat untuk mendulang suara terbanyak, dengan melakukan pendekatan yang baik kepada masyarakat. “Para kandidat masih punya kesempatan yang sama untuk memenangkan pilwalkot, yaitu dengan mengusung program-program untuk kepentingan masyarakat Makassar,” jelas Aminuddin. (RTW)

Related posts: