web analytics
header

Menjadi Mahasiswa Organisatoris

Oleh: Nurfaika Ishak
T
ahun ini Fakultas Hukum Unhas kembali menerima mahasiswa baru angkatan 2013. Para mahasiswa tersebut nantinya tidak hanya difasilitasi dalam pengembangan potensi akademik, tetapi juga potensi nonakademik. Organisasi dalam lingkup Fakultas Hukum Unhas pun dapat menjadi pilihan para mahasiswa baru untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi mereka.
Saat ini, di intra-Fakultas Hukum terdapat 12 organisasi kemahasiswaan, terdiri dari 3 lembaga kemahasiswaan dan 9 unit kegiatan mahasiswa (UKM). Selain itu, terdapat pula organisasi ekstrafakultas untuk pengembangan keahlian hukum, organisasi berbasis ideologi, serta organisasi pergerakan.
Sejumlah prestasi telah ditorehkan oleh mahasiswa Fakultas Hukum dalam berbagai perlombaan antar organisasi kemahasiswaan, terutama oleh UKM yang berorientasi pada kompetisi. Kendati demikian, ada juga organisasi yang hanya sebagai wadah pengembangan minat tanpa kompetisi. Mahasiswa diharapkan dapat memilih organisasi sesuai minatnya. “Organisasi itukan wadah. Hakikat organisasi kan bagaimana supaya tujuan-tujuan yang sama ini tidak berjalan sendiri-sendiri, karena tentu tidak akan efisien,” jelas Romi Librayanto selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
Ditemui di sekretariat LP2KI, Gunawan, ketua umum UKM LP2KI,  mengungkapkan beberapa manfaat berorganisasi yakni ia dapat meningkatkan kedisiplinan, melatih jiwa kepemimpinan, memanajemen diri sendiri dan yang paling penting melakukan hal berprestasi yang dapat berguna untuk kepentingan sosial. “Di dalam berorganisasi seseorang dituntut untuk lebih mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi serta mengutamakan tujuan yang lebih besar dari pada tujuan yang kecil,” tambahnya.
Lebih lanjut Gunawan mengungkapkan bahwa mahasiswa yang hanya kuliah dan tidak berorganisasi, kebanyakan menemui kendala dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Mereka juga tidak memiliki soft skill sebagaimana mahasiswa yang berorganisasi, seperti membuat dan mengurus persuratan, manajemen waktu dalam mengadakan event tertentu, serta merasakan hal-hal yang berkaitan dengan pola kerja organisasi. “Saya berharap para mahasiswa baru nantinya memiliki jiwa organisatoris, bukan pribadi yang apatis. Mereka sebaiknya mengembangkan kemampuannya, tidak hanya dari segi akademik.
Dalam menunjang pengembangan organisasi kemahasiswaan, pihak fakultas memberikan kebebasan dan dukungan. “Kami tidak membatasi apa yang ingin dilakukan oleh mahasiswa sepanjang tidak bertentangan dengan aturan-aturan akademik yang ada” ungkap Romi Librayanto.
(Pernah diterbitkan sebagai rubrik Laporan Khusus di mading Pledoi LPMH-UH edisi Agustus 2013)

Related posts: