web analytics
header

Rektorku, Idolaku, Tapi Siapa?


Oleh: Andi Chairiza Bahrun
Peserta DJD-PCA LPMH-UH / Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unhas 2012
Di dunia kampus dalam lingkup universitas tidak ada yang tidak mengenal kata “rektor”. Jabatan tertinggi sekaligus pemegang kewenangan terbesar di ruang lingkup sebuah universitas. Hanya orang yang bertalenta dan pastinya memiliki kemampuan akademik yang mencukupi yang mampu menduduki singgasana tertinggi ini. Seorang rektor harus mampu menjadi tokoh besar yang memiliki kharisma dan digemari oleh warga universitas.
Regenerasi “penguasa” universitas selalu dilaksanakan setiap akhir masa periode. Hal ini bertujuan untuk terus mencari sivitas akademika terbaik universitas yang layak memimpin dengan membawa visi dan misi baru yang dapat memajukan nama besar almamater. Setiap masa ada rektornya. Dan setiap rektor pasti ada masanya. Pemilihan rektor adalah topik pembicaraan hangat yang sering didengar pekan ini di kalangan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Kurang lebih dalam sebulan mendatang, kursi singgasana Rektor Unhas akan diduduki oleh rektor baru. Rektor yang ke-12 nantinya akan menjadi pemimpin baru bagi sekitar 30 ribu mahasiswa Unhas yang tersebar di 14 Fakultas. Tentunya dengan usulan program kerja yang bersifat realistis dan mampu diemban selama masa kepemimpinannya. Bukan seperti kebanyakan janji partai politik yang sebatas wacana belaka.

Pada bulan Januari 2014 mendatang, rapat senat pemilihan rektor akan dilaksanakan untuk menentukan satu nama yang akan menjadi rektor baru Unhas. Jika bisa diibaratkan, pemilihan rektor adalah pemilihan nakhoda baru. Dengan universitas sebagai kapalnya, dosen dan pegawai sebagai awak kapalnya, dan mahasiswa sebagai penumpangnya. Nakhoda harus mampu berkoordinasi baik dengan awak kapal untuk dapat membawa penumpangnya sampai di tujuan.
Jika dilihat dari track record, bakal calon rektor Unhas adalah putra dan putri Unhas terbaik dengan prestasi dan keunggulan yang memadai. Jenjang dan karya pendidikan, serta pengalaman menempati posisi-posisi tinggi di universitas juga menambah nilai plus di nama-nama bakal calon rektor ini.
www.google.com
Tercatat 6 nama Bakal Calon Rektor Unhas yang mengikuti rapat paripurna senat (17/12) adalah orang-orang terbaik utusan berbagai fakultas. Yang pertama adalah Prof Muh Saleh Pallu, adalah seorang mantan Dekan Fakultas Teknik Unhas yang sekarang menjabat sebagai Guru Besar Fakultas Teknik Unhas dan Kepala Program Studi S3 Teknik Sipil Unhas. Kedua, dr Andi Wardihan Sinrang, adalah Mantan Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran, dan sekarang menjabat sebagai dosen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Unhas dan Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan Universitas Hasanuddin untuk periode kedua. Ketiga, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, adalah dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Unhas, dan menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Pengembangan, dan Perencanaan Unhas. Keempat, Prof Ambo Ala, adalah mantan Dekan Fakultas Pertanian dalam kurung waktu 2 periode, dan pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor III Unhas. Dan sekarang beliau adalah Dosen Fakultas Pertanian Unhas. Yang kelima Prof Irawan Yusuf, adalah mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas selama 2 periode dan pencetus berdirinya Fakultas Psikologi Unhas. Yang terakhir Prof Mochammad Hatta, beliau adalah Ketua Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia cabang Sulawesi Selatan, dan dikenal sebagai peneliti dengan prestasi bertaraf Internasional. Dari 6 nama kandidat Bakal Calon Rektor Unhas, telah terpilih 3 besar nama yang mendapatkan suara terbanyak sebagai Calon Rektor Unhas. Beliau adalah dr Andi Wardihan Sinrang, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Prof Irawan Yusuf yang siap bertarung memperebutkan kursi Rektor Unhas Januari 2014 mendatang.
Siapa pun yang terpiilih dan berasal dari fakultas apapun, sekiranya mampu untuk menjadi sarana dalam mengolah aspirasi-aspirasi warga universitas dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang adil dan tidak berpihak. Rektor yang terpilih harus menjadi seorang pemimpin universitas yang diidolakan oleh warga universitas, bukan menjadi sasaran serang dari warga universitas yang merasa kebijakan kampus itu merugikan. Satu yang penting, rektor yang terpilih harus memiliki orientasi yang baik dalam mendukung perbaikan citra mahasiswa Makassar yang cenderung “miring” di hadapan masyarakat Makassar.
World Class University
Wacana tentang Unhas yang siap menjadi World Class University adalah sebuah predikat universitas bergengsi yang merupakan cita-cita Unhas sekaligus menjadi sebuah isu yang beredar di media dalam beberapa bulan lalu. Namun dalam perwujudannya belum maksimal. Hal ini harus menjadi salah satu program kerja realistis yang akan dijalankan rektor Unhas terpilih dalam mengembangkan Unhas menuju cita-citanya menjadi World Class University yang sesungguhnya, bukan berakhir sebagai isu wacana di berbagai media belaka.
Unhas harus mampu meningkatkan mutu dan kualitas yang dapat disandingkan dengan universitas-universitas yang mendunia terdahulu. Pembenahan dari berbagai sektor pembelajaran, dosen-dosen dan pegawai, kurikulum pembelajaran, sarana dan prasarana, adalah poin-poin utama yang harus dibenahi untuk mewujudkan Unhas dengan gelar World Class University.
Isu pembongkaran pedagang kaki lima yang bertempat di Workshop Unhas tahun lalu adalah suatu kebijakan untuk mendukung Unhas menuju World Class University yang berdampak pada “serangan” yang ditujukan kepada birokrat. Hal ini dianggap bertolak belakang dengan visi Unhas yaitu pengabdian kepada masyarakat, tetapi justru tidak memihak pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas bawah, dalam hal ini pedagang kaki lima di kawasan Workhop Unhas.
Rektor Unhas yang terpilih mendatang harus mampu membuat sebuah kebijakan yang bersifat adil dan tidak berpihak dalam perwujudan Unhas sebagai World Class University yang nantinya akan membanggakan, bukan hanya untuk warga universitas, tetapi juga masyarakat Makassar.

Related posts:

Manis Gula Tebu yang Tidak Menyejahterakan

Oleh: Aunistri Rahima MR (Pengurus LPMH Periode 2022-2023) Lagi-lagi perampasan lahan milik warga kembalidirasakan warga polongbangkeng. Lahan yang seharusnyabisa menghidupi mereka kini harus dipindahtangankan denganpaksa dari genggaman. Tak ada iming-iming yang sepadan, sekali pun itu kesejahteraan, selain dikembalikannya lahanyang direbut. Mewujudkan kesejahteraan dengan merenggutsumber kehidupan, mendirikan pabrik-pabrik gula yang hasilmanisnya sama sekali tidak dirasakan warga polongbangkeng, itu kah yang disebut kesejahteraan? ​Menjadi mimpi buruk bagi para petani penggarap polongbangkeng saat sawah yang telah dikelola dan dirawatdengan susah payah hingga mendekati masa panen, dirusaktanpa belas kasih dan tanpa memikirkan dengan cara apa lagipara petani memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesejahteraanyang diharapkan hanya berwujud kesulitan dan penderitaan. ​Skema kerjasama yang sempat dijalin pun sama sekalitidak menghasilkan buah manis, petani yang dipekerjakanhanya menerima serangkaian intimidasi dan kekerasan hinggapengrusakan kebun dan lahan sawah siap panen, itu kahbentuk sejahtera yang dijanjikan? ​Kini setelah bertahun-tahun merasakan dampak pahitpabrik gula PT. PN XIV Takalar, tentu saja, dan memangsudah seharusnya mereka menolak, jika lagi-lagi lahan yang tinggal sepijak untuk hidup itu, dirusak secara sewenang-wenang sebagai tanda bahwa mereka sekali lagi inginmerampas dan menjadikannya lahan tambahan untukmendirikan pabrik gula. ​Sudah sewajarnya warga polongbangkeng tidak lagihanya tinggal diam melihat lahan mereka diporak-porandakan. Sudah sewajarnya meraka meminta ganti rugiatas tanaman yang dirusak, serta meminta pengembalian lahanyang telah dirampas sejak lama. Dan dalam hal ini, Kementerian BUMN, Gubernur Sulawesi Selatan, maupunBupati Takalar harus ikut turun tangan mengambil tindakansebagai bentuk dorongan penyelesaian konflik antara wargapolongbangkeng dan