web analytics
header

Liga Hukum Kembali Cari Juara, Meski Terdapat Kendala

Makassar, Eksepsi Online– UKM Sepak Bola Fakultas Hukum Unhas (FH-UH) kembali menggelar Liga Hukum. Kegiatan yang merupakan program kerja tahunan ini diikuti sebanyak 20 tim. Tim tersebut merupakan bentukan civitas akademika FH-UH. Seluruh pertandingan akan dilangsungkan dengan sistem setengah kompetisi di Lapangan Sepak Bola FH-UH. Babak penyisihan berlangsun tanggal 20 Oktober-17 November dengan 21 hari pertandingan. Setiap hari pertandingan akan dilangsungkan dua pertandingan yang dimulai pukul 16.00 Wita. Setelah babak penyisihan, jadwal pertandingan perempat final, semifinal, dan final akan disusun kemudian oleh panitia. Diprediksikan, babak final akan dilangsungkan pada tanggal 23 dan 24 November.

Diungkapkan oleh Ketua Umum UKM Sepak Bola FH-UH La Ode Alkasih, Kamis (23/10), tim juara I, II, dan III akan mendapatkan trofi dan uang pembinaan. Sedangkan juara IV akan mendapatkan uang pembinaan. Selain itu, ada juga top skor dan pemian terbaik yang akan diberikan uang pembinaan. Meskipun demikian, ia belum bisa memastikan besaran uang pembinaan tersebut.

Dalam penyelenggaran Liga Hukum tahun ini, sejumlah kendala dalam penyelenggaraan Liga Hukum diungkapkan Alkasih. Di antaranya adalah kondisi lapangan yang berdebu. Untuk itu, panitia telah melakukan penyiraman lapangan sekali, yaitu dua hari sebelum kompetisi berlangsung dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran Unhas. Rencananya panitia akan melakukan penyiraman ulang karena keadaan lapangan sangat berdebu.

Mobil terparkir di lapangan saat pertandingan akan dilangsungkan juga menjadi persoalan. Keadaan tersebut terjadi kemarin, Rabu, (22/10). Akibatnya, pertandingan akhirnya dimulai pukul 17.00 Wita. Alkasih menuturkan bahwa telah ada persetujuan Dekan FH-UH untuk melarang pemarkiran mobil di lapangan. Namun mengingat tempat parkir yang sempit, parkir di lapangan akhirnya ditolerir, namun harus keluar dari lapangan pada pukul 15.00 Wita. Untuk itu, ia mengharapkan kesadaran pemarkir mobil di lapangan.

Selain itu, persoalan dana yang minim juga menjadi persoalan panitia. Meskipun tahun-tahun sebelumnya ada bantuan dana dari fakultas, namun dana baru akan dicairkan setelah kompetisi berlangsung. Untuk itu, operasional Liga Hukum pun hanya menggunakan dana dari biaya pendaftaran para tim.

Menanggapi jika terjadi kericuhan dalam pertandingan, Alkasih menuturkan bahwa tim yang terlibat akan didiskualifikasi. Untuk itu, ia mengharapkan agar seluruh pertandingan berlangsung dengan aman dan damai. “Tujuan utama dari diadakannya liga hukum adalah menjalin silahturahmi dan meningkatkan rasa persaudaraan di antara civitas akademika yang ada di fakultas dan lewat sepakbola. Kalau hanya kontak fisik, wajar dalam sepak bola, tapi semoga tidak sampai ricuh,” harapnya. (RTW)

Related posts: