web analytics
header

Mahasiswa Unhas Aksi Damai Tolak Kenaikan Harga BBM

Massa aksi saat melakukan orasi di depan gerbang BTP melakukan. [RAP]
Massa aksi saat melakukan orasi di depan gerbang BTP. [RAP]

Makassar, Eksepsi Online-Kamis (14/11), mahasiswa Unhas menggelar aksi damai menyikapi pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang berakibat kenaikan harga BBM. Massa aksi merupakan mahasiswa dari seluruh fakultas lingkup Unhas. Aksi dilakukan dengan long march menggunakan separuh lajur jalan. Sejumlah titik disinggahi untuk berorasi. Dimulai dari tugu volcom, pintu I Unhas, pintu II unhas, lampu merah depan gerbang Bumi Tamalanrea Permai (BTP), lalu kembali dan berakhir di pintu I Unhas.

Selain berorasi, massa aksi juga membagikan sejumlah selebaran yang berisi alasan penolakan serta tawaran solusi mereka terkait subsidi dan harga BBM. Selain itu, sejumlah spanduk berisi penolakan terhadap rencana kenaiakn harga BBM juga dipampang para massa aksi. Baliho pernyataan sikap pun dipasang di spanduk center pintu I Unhas.

Ditanyai mengenai alasan lambatnya mahasiswa Unhas merespon rencana kenaikan harga BBM dibandingkan mahasiswa kampus lain, Koordinator Eksternal Aksi Muhammad Amri menyatakan bahwa itu dikarenakan konsolidasi dan konsep aksi membutuhkan waktu untuk dianalisis. Ia menilai bahwa aksi unjuk rasa mahasiswa seharusnya tidak menimbulkan kebencian masyarakat, melainkan mendapat dukungan masyarakat. “Paradigma yang terjadi di tahun 2012 dulu dengan sekarang telah berubah. Dulu mahasiswa menolak kenaikan harga BBM bersama-sama dengan rakyat. Sekarang tidak. Malah rakyat mengecam kita. Makanya lewat aksi ini kami mengharapkan empati dan dukungan masayarakat bahwa kami betul-betul mengawal isu ini demi kepentingan rakyat,” ungkap Amri.

Unjuk rasa diisi dengan long march. [RAP]
Unjuk rasa diisi dengan long march. [RAP]

Tuntutan massa aksi pada unjuk rasa tersebut adalah transparansi pemerintah dalam pengelolaan anggaran perminyakan serta transparansi dalam pemindahan alokasi subsidi BBM, pemberantasan korupsi di sektor migas, nasionalisasi aset asing yang menguasai zona migas di Indonesia, reformasi hukum sebagai tameng pelindung terhadap kekayaan alam Indonesia, pengelolaan migas dilakukan secara penuh dan mandiri oleh pemerintah, serta ketergasan pemerintah dalam penggunaan energi terbarukan dengan menyediakan infrastruktur serta suprastruktur pendukung di dalamnya.

Amri mengatakan bahwa kebijakan penaikan harga BBM akan memberatkan masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Untuk itu, ia menuntut pemerintah membatalkan kebijakan tersebut. Ia menegaskan akan kembali melakukan aksi susulan jika tuntutan mereka tidak ditangggapi pemerintah. ”Aksi ini merupakan secuil dari kegiatan kami untuk menolak kebijakan pemerintah nantinya. Ketika tuntutan kami tidak dihiraukan, maka kami akan mengajak seluruh mahasiswa se-Makassar bahkan se-indonesia untuk melakukan aksi serentak. Bisa saja sampai melumpuhkan perekonomian di Indonesia,” tegas mahasiswa Fakultas MIPA angkatan 2011 ini. (RAP)

Related posts: