web analytics
header

Launching dan Bedah Buku Melawan Kekuasaan Diselenggarakan IMM

Tampak (dari kanan) penulis Fajlurrahman Jurdi, moderator Muhammad Solihin S, Pembedah Aswar Hasan dan Andi Muhammad Ilham. [RTW]

Tampak (dari kanan) penulis Fajlurrahman Jurdi, moderator Muhammad Solihin S, Pembedah Aswar Hasan dan Andi Muhammad Ilham. [RTW]
Tampak (dari kiri) penulis buku Fajlurrahman Jurdi, moderator Muhammad Solihin S, pembedah Aswar Hasan dan Andi Muhammad Ilham. [RTW]

Makassar, Eksepsi Online– Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulselbar bekerja sama dengan negarahukum.com dan Republik Institute mengadakan launching dan Bedah Buku Melawan Kekuasaan karya dosen muda Fakultas Hukum Unhas (FH-UH) Fajrurrahman Jurdi. Acara yang dibuka oleh Dekan FH-UH Prof Farida Patittingi tersebut berlangsung di Aula Prof Amiruddin, Fakultas Kedokteran Unhas, Senin (18/5).

Dalam pemaparannya, Fajlurrahman menuturkan bahwa buku yang awalnya hendak diberi judul Gerakan Sosial tersebut merupakan akumulasi teori sosial. Penulis yang katanya sedang menggarap buku berjudul State Predator tersebut juga mengungkapkan motivasinya untuk menghadirkan referensi bagi pergerakan generasi muda. Baginya, generasi muda perlu pemahaman dalam melakukan perlawanan terhadap kekuasaan. Terlebih generasi tua menurutnya sudah tak dapat lagi membenahi kokohnya sistem kekuasaan yang ada.

Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unhas Aswar Hasan yang hadir sebagai pembedah menyatakan buku Melawan Kekuasaan penting dibaca, utamanya bagi insan pergerakan sosial. Menurutnya, kekuasaan harus dikontrol untuk melindungi kepentingan publik. Untuk itu, kesadaran sosial harus dibangkitnya terlebih dahulu, kemudian diwujudkan dalam tanggung jawab sosial, berupa tindakan pembaruan yang didasari ideologi. “Ideologi harus diwujudkan dalam tindakan aksi. Buku ini menjadi relevan sebagai referensi pergerakan sosial,” tuturnya yang juga Ketua Komisi Informasi Publik Sulawesi Selatan.

Mantan aktivis IMM yang saat ini menjabat Komisoner KIP Sulsel Andi Muhammad Ilham juga hadir sebagai pembedah. Menurutnya, buku Melawan Kekuasaan adalah referensi baik bagi aktivis mahasiswa untuk memahami pola gerakan sosial dalam mengimbangi kekuasaan. “Buku ini mampu membuat kita memahami perubahan sosial dalam rentang situasi dan waktu yang berbeda-beda,” tuturnya. (RTW)

Related posts: