web analytics
header

WD III Tidak Memperbolehkan Perempuan Ikut Kokur Sepak Bola

Rapat persiapan Kokur yang berlangsung di Aula Harifin A. Tumpa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH), Rabu (25/10). Snl

Rapat persiapan Kokur yang berlangsung di Aula Harifin A. Tumpa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH), Rabu (25/10). Snl
Rapat persiapan Kokur yang berlangsung di Aula Harifin A. Tumpa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH), Rabu (25/10). Snl

Makassar, Eksepsi Online – Berdasarkan Rapat Persiapan ko-kurikuler (Kokur) yang dilaksanakan pada Rabu (25/10) di Aula Harifin A. Tumpa, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) ditegaskan oleh Wakil Dekan III (WD III) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FH-UH bahwa tahun ini tidak ada peserta perempuan untuk Kokur Sepak Bola FH-UH.

“Saya tidak mau lagi ada perempuan yang ambil Kokur Sepak Bola. Saya lihat, sudah beberapa tahun itu tidak ada guna-gunanya. Tidak ada juga pertandingannya di Unhas,” tegas Prof. Hamzah Halim.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan tidak dibolehkannya lagi peserta perempuan untuk Kokur Sepak Bola dikarenakan Kokur Sepak Bola dianggap tidak memiliki manfaat bagi peserta perempuan, serta dalam penilaiannya  juga dianggap tidak adil antara peserta laki-laki dan perempuan. “Beberapa kali saya lihat perempuannya cuma nonton saja kerjanya. Kan tidak adil ada yang betul-betul kuliah, ada yang hanya duduk-duduk dapat nilai A,” ungkap Prof. Hamzah Halim.

Lebih lanjut, Prof. Hamzah Halim menjelaskan bahwa, larangan peserta perempuan untuk ikut dalam Kokur Sepak Bola bisa saja ditiadakan apabila telah ada sarana bagi peserta perempuan mengenai hal terkait. “Kita lihat kebutuhannya, kalau kemudian di Unhas sudah ada sarananya untuk bakat-bakat perempuan yang main bola, kita buka,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Lisnameyanti Muchlis yang merupakan Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak Bola FH-UH merasa kecewa, mengingat dia adalah ketua perempuan pertama UKM Sepak Bola yang juga merupakan peserta Kokur Sepak Bola dulu. “Secara pribadi kecewa, apalagi sebagai perempuan dan mantan anak Kokur bola juga,” ujarnya saat diwawancarai kru Eksepsi.

Berbeda dengan WD III yang menganggap Kokur Sepak Bola tidak berguna bagi peserta perempuan, Lisna justru beranggapan bahwa, bagi peserta perempuan Kokur Sepak Bola juga berguna, karena kemungkinan minat dan bakat sepok bola yang dimiliki oleh peserta perempuan. “Sebenarnya berguna, kan bisa jadi minatnya mahasiswa perempuan di situ, jadi kita tampung,” katanya.

Terakhir, Lisna menuturkan bahwa untuk saat ini Kokur Sepak Bola akan dilaksanakan tanpa peserta perempuan, namun kedepannya akan diupayakan agar peserta perempuan dapat ikut serta. “Untuk saat ini kita ikuti saja aturannya. Tapi nanti akan diupayakan agar peserta perempuan bisa ikut serta dalam Kokur Sepak Bola,” tuturnya. (Snl)

Related posts: