web analytics
header

Kebiadaban Kapitalisme

Sumber: https://pikabu.ru/story/mvf_predlozhil_rossiyanam_eshche_porabotat_5066555

Sumber: https://pikabu.ru/story/mvf_predlozhil_rossiyanam_eshche_porabotat_5066555

Sumber: https://pikabu.ru

Oleh :

Muh. Ikram

(Pengurus LPMH-UH Periode 2017-2018)

Kapitalisme adalah suatu paham atau ideologi yang menempatkan kepentingan pribadi berada diatas kepentingan umum atau masyarakat. Ketika membahas kapitalisme, maka bidang yang paling erat kaitannya adalah bidang ekonomi. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik, yang bermakna seseorang boleh menggunakan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaannya. Tanpa ada batasan. Dalam hal ini bahkan, tidak menjadi masalah jika mengabaikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara luas.

Kapitalisme menempatkan hak pribadi diatas segalanya, bahkan dalam sistem ekonomi. Pemerintah tidak dapat melakukan intervensi terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang, dalam usahanya untuk memperoleh kekayaan sebesar-besarnya. Selama tidak melawan hukum yang berlaku.

Paham kapitalisme pertama kali muncul di Eropa bagian barat pada abad pertengahan. Lalu pada abad ke-18, Eropa dikuasai oleh tiga golongan besar, yaitu golongan raja dan bangsawan, golongan pihak gereja, dan rakyat biasa atau kaum feodal. Diantara ketiga golongan besar tersebut, pihak gereja memiliki kekuasaan tertinggi. Golongan ini mempunyai hak khusus untuk mengatur kehidupan ekonomi dan politik yang berjalan di negaranya. Bahkan, mereka dapat membatasi kebebasan setiap individu dalam segala aspek kehidupan. Golongan raja dan bangsawan juga merupakan golongan yang mempunyai hak istimewa, sedangkan golongan rakyat biasa dianggap golongan tanpa hak. Hal ini membuat rakyat mendapatkan perlakuan kejam yang tidak berperikemanusiaan.

Perlakuan kejam dan tidak sepantasnya sering dirasakan oleh golongan rakyat biasa, maka dari itu mereka melakukan perlawanan. Perlawanan ini kemudian memancing terjadinya revolusi sehingga terjadi banyak perubahan dalam segala aspek kehidupan disana. Ideologi besar baru bermunculan di berbagai bidang, seperti liberalisme di bidang politik, hedonisme di bidang sosial-budaya, free-value di bidang ilmu pengetahuan, dan kapitalisme di bidang ekonomi.

Saat ini, kebanyakan masyarakat secara tidak sadar telah terjerat dalam sistem kapitalis. Pada awalnya, kaum kapitalis masuk ke dalam sistem perdagangan dengan mengiming-imingi masyarakat dengan produk yang harganya yang relatif murah. Alhasil, masyarakat antusias akan hal itu. Masyarakat secara berulang dan terus menerus membeli produk tersebut, sampai akhirnya mereka kecanduan dengan produk dari kaum kapitalis tersebut. Bahkan, menganggap bahwa produk tersebut sudah menjadi suatu kebutuhan.

Pada keadaan seperti itulah, sistem kapitalis dimainkan. Kaum kapitalis menaikkan harga dari pruduk mereka secara perlahan-lahan. Permainan harga dengan kenaikan harga yang berlahan tetapi pasti. Keadaan ini membuat masyarakat  merasa khawatir akan kenakain harga tersebut. Kekhwatiran tersebut dikarenakan, masyarakat telah menjadikan produk kaum kapitalis tersebut sebagai kebutuhan mereka. Keadaan seperti ini yang menjadi dilema bagi masyarakat dengan taraf ekonomi menengah kebawah. Mereka kesulitan untuk membeli produk kaum kapitalis tersebut, tetapi tidak mudah juga untuk lepas dari jeratannya.

Contoh sederhana dari dilema di atas dapat kita lihat pada penggunaan pupuk kimia oleh para petani atau peladang. Pupuk kimia berguna sebagai suplemen  atau penyubur bagi berbagai jenis tamanan seperti, padi, jagung, cengkeh, kokoa dan banyak lainnya. Pupuk kimia tersebut sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para petani dan peladang.

Pada awalnya, pupuk kimia dibandrol pada kisaran harga Rp.50.000,00. Namun dengan berjalannya waktu, disaat pupuk kimia menjadi sesuatu kebutuhan yang harus dibeli demi menyuburkan tanaman, harganya mulai beranjak naik. Kenaikan berangsur-angsur terjadi sehingga harga pupuk kimia pun melonjok naik, sampai kisaran Rp. 130.000,00. Kenyataan ini membuat para petani dan peladang merasa resah. Kenaikan harga pupuk tersebut sulit diterima oleh mereka, akan tetapi meraka juga sulit untuk bisa lepas dari menggunakan pupuk kimia tersebut. Pupuk kimia sudah menjadi suatu kebutuhan bagi mereka, walaupun pupuk tersebut juga berbahaya bagi kesehatan mereka.

Menurut penulis, solusi dari sistem kapitalis yang sedang menggerogoti sistem perdagangan kita adalah dengan mengajarkan kepada masyarakat akan kerakusan dari sistem kapitalis tersebut. Terkait solusi untuk contoh diatas, kita sebenarnya dapat mengajarkan kepada para petani dan peladang  cara membuat produk pupuk sendiri. Pupuk organik yang ramah lingkungan dan murah mungkin bisa jadi pilihannya. Jika masyarakat sudah bisa mandiri membuat produk-produk alamiah  mereka sendiri, maka masyarakat tidak akan bergantung lagi kepada produk dari kaum kapitalis. Pada saat itulah sistem kapitalis pada masyarakat tidak dapat berkembang dan ujung-ujungnya akan musnah.

Referensi :

Brewer, Anthony, 2000. Kajian Kritis Das Kapital Karl Max. Teplok Press.

Related posts:

Manis Gula Tebu yang Tidak Menyejahterakan

Oleh: Aunistri Rahima MR (Pengurus LPMH Periode 2022-2023) Lagi-lagi perampasan lahan milik warga kembalidirasakan warga polongbangkeng. Lahan yang seharusnyabisa menghidupi mereka kini harus dipindahtangankan denganpaksa dari genggaman. Tak ada iming-iming yang sepadan, sekali pun itu kesejahteraan, selain dikembalikannya lahanyang direbut. Mewujudkan kesejahteraan dengan merenggutsumber kehidupan, mendirikan pabrik-pabrik gula yang hasilmanisnya sama sekali tidak dirasakan warga polongbangkeng, itu kah yang disebut kesejahteraan? ​Menjadi mimpi buruk bagi para petani penggarap polongbangkeng saat sawah yang telah dikelola dan dirawatdengan susah payah hingga mendekati masa panen, dirusaktanpa belas kasih dan tanpa memikirkan dengan cara apa lagipara petani memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesejahteraanyang diharapkan hanya berwujud kesulitan dan penderitaan. ​Skema kerjasama yang sempat dijalin pun sama sekalitidak menghasilkan buah manis, petani yang dipekerjakanhanya menerima serangkaian intimidasi dan kekerasan hinggapengrusakan kebun dan lahan sawah siap panen, itu kahbentuk sejahtera yang dijanjikan? ​Kini setelah bertahun-tahun merasakan dampak pahitpabrik gula PT. PN XIV Takalar, tentu saja, dan memangsudah seharusnya mereka menolak, jika lagi-lagi lahan yang tinggal sepijak untuk hidup itu, dirusak secara sewenang-wenang sebagai tanda bahwa mereka sekali lagi inginmerampas dan menjadikannya lahan tambahan untukmendirikan pabrik gula. ​Sudah sewajarnya warga polongbangkeng tidak lagihanya tinggal diam melihat lahan mereka diporak-porandakan. Sudah sewajarnya meraka meminta ganti rugiatas tanaman yang dirusak, serta meminta pengembalian lahanyang telah dirampas sejak lama. Dan dalam hal ini, Kementerian BUMN, Gubernur Sulawesi Selatan, maupunBupati Takalar harus ikut turun tangan mengambil tindakansebagai bentuk dorongan penyelesaian konflik antara wargapolongbangkeng dan