web analytics
header

Mahasiswa Angkat Bicara Terkait Larangan Bertemu Jokowi

Kondisi pada saat pengamanan kedatangan Jokowi di Unhas. H2a

Kondisi pada saat pengamanan kedatangan Jokowi di Unhas. H2a
Kondisi pada saat pengamanan kedatangan Jokowi di Unhas. H2a

Makassar, Eksepsi Online – Kamis (15/2), terkait larangan mahasiswa bertemu Joko Widodo (Jokowi) pada saat Forum Rektor se-Indonesia di Universitas Hasanuddin (Unhas), mahasiswa Unhas angkat bicara.

Syam salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas mengungkapkan dirinya tidak setuju dengan larangan bertemu dengan Jokowi tanpa alasan dari birokrat. “Saya sangat tidak setuju jika mahasiswa itu dilarang bertemu maupun masuk di dalam baruga Unhas dan birokrat juga tidak memberi informasi apa alasanya sehingga mahasiswa itu dilarang masuk,” ungkapnya.

Syam juga menambahkan bahwa, banyak mahasiswa yang ingin bertemu langsung maupun melihat forum apa yang dijelaskan di dalam baruga Unhas sehingga ia sangat menyesalkan larangan bertemu Jokowi dan melihat Forum Rektor se-Indonesia. Syam pun berharap semoga pemerintah mengupayakan agar pendidikan di Indonesia tidak terpuruk. “Agar pendidikan di Indonesia itu tidak terpuruk,” harapnya.

Senada dengan Syam, Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddi (BEM FH-UH) Abdullah Fatih turut mengemukakan kekecewaannya. Menurut Fatih, ia kecewa karena tidak diperbolehkan bertemu Jokowi untuk menyampaikan aspirasinya terkait masalah dunia pendidikan sekarang.

Selanjutnya, Fatih juga menilai rezim di bawah kepemimpinan Jokowi tidak mencerminkan demokrasi karena adanya pembatasan ruang aspirasi warga negara terhadap pemimpin negara. Fatih pun mengaku kecewa dengan sikap Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas yang terlalu arogan membentak dan mengancam akan melakukan apa saja jika mahasiswa masih bersikeras melakukan aksi damai. “Penjagaan super ketat dengan persenjataan lengkap seolah menilai aksi mahasiswa yang bermodalkan almamater dan toa dapat mengancam nyawa presiden,” ujarnya.

Terakhir, Fatih berharap pemerintah dan birokrat kampus banyak belajar soal kebebasan dalam negara dengan prinsip demokrasi yang dianutnya karena mahasiswa hanya menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial kepada pemerintah. (Alk&Ndh)

Related posts: