Makassar, Eksepsi Online – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) aliansi Mahasiswa se-Makassar menggelar aksi di Jl. Urip Sumoharjo (Fly Over) pukul 13.47 WITA. Dalam aksi tersebut, mahasiswa menolak Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi (UUPT) dan mewujudkan demokratis kampus di setiap perguruan tinggi, Rabu (2/5).
Fajar Hidayat selaku Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Perjuangan Mahasiswa Indonesia menuturkan bahwa melalui aksi hari ini mahasiswa mempertegas diri bahwa harus kuat dan mampu mempersatukan gerakan.
Isu yang diangkat dari aksi ini adalah persatuan gerakan mahasiswa untuk melawan pendidikan mahal dan demokrasi kampus yang hari ini notabenenya bukan lagi untuk kepentingan mahasiswa.
“Kita menolak UUPT dan pembungkaman demokrasi kampus. Untuk itu, yang ditekankan di sini adalah keterlibatan mahasiswa dalam penentuan kebijakan. Namun, kini kampus tidak lagi dapat menentukan kebijakan yang melibatkan mahasiswa,” ujar Fajar.
Selanjutnya Fajar berharap seluruh gerakan yang ada di Indonesia terkait persoalan pendidikan mahal itu terkonsolidasi dan bersama-sama menolak pembungkaman.
Dalam aksi peringatan Hardikas kali ini, beberapa siswa SMA turut hadir bergabung bersama massa aksi untuk menyuarakan aspirasinya. Muh. Khairul Irvan, salh satu siswa SMAN 1 Makassar mengatakan ia sangat mengapresiasi aksi hari ini dikarenakan ia merasa uang sekolah cukup mahal dan mencekik bagi warga kurang mampu yang ingin menyekolahkan anaknya di SMAN 1 Makassar.
Lebih lanjut Irvan berharap dengan aksi ini maka tidak ada lagi diskriminasi bagi orang yang ingin bersekolah. “Saya berharap semoga dari aksi ini tidak ada lagi diskriminasi bagi orang-orang yang ingin bersekolah di SMAN 1 Makassar,” harapnya.
Dalam aksi ini, ditaksir berkisar 1.200 orang mahasiswa yang ikut dalam aksi merupakan gabungan dari seluruh mahasiswa di Makassar. Adapun beberapa universitas yang turut dalam aksi ini yakni Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Bosowa (Unibos), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Indonesia Timur (UIT), dan lain-lain. Sehingga, dari data yang didapatkan ada berkisar 1. 883 personil keamanan yang dikerahkan untuk pengamanan di sekitar lokasi. (Iwn)