web analytics
header

LPMH-UH Bahas Remisi Pembunuh Jurnalis Pada Bazar Diskusi

IMG_7570
Suasana bazar diskusi LPMH-UH, pada Sabtu (2/2). Sumber: dokumentasi pribadi.

Makassar, Eksepsi Online – Mengangkat tema Tolak Remisi Pembunuh Jurnalis:  Pantaskah Susrama Mendapat Remisi?, Lembaga Pers Mahasiswa Hukum Universitas Hasanuddin (LPMH-UH) adakan bazar diskusi bertempat di Warkop Kampus Kedua, pada Sabtu (2/2) malam.

Pada diskusi, Advokat Publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar Abdul Aziz Dumpa yang hadir sebagai pemantik mengatakan bahwa, kasus pembunuhan jurnalis media Radar Bali Narendra Prabangsa, yang dilakukan oleh Susrama merupakan contoh kasus pembungkaman terhadap kebebasan pers di Indonesia.

“Kekerasan terhadap jurnalis merupakan upaya pembungkaman kebebasan pers, hal ini sampai sekarang masih belum menjadi pembahasan serius di Indonesia. Bahkan selama ini di Indonesia, telah terdapat delapan kasus kekerasan terhadap jurnalis, namun hanya kasus Susrama yang dapat diusut dan memenjarakan pelakunya,” jelas Aziz (2/2).

Lebih lanjut kata Aziz, pemberian remisi terhadap pelaku pembunuhan berencana terhadap jurnalis tersebut sama saja menciderai demokrasi di negara ini. Lebih lagi kata Aziz, kasus ini merupakan kasus yang menyangkut keadilan masyarakat serta erat dengan sentimen kekuasaan. “Sehingga pemberian remisi terhadap pelaku sama saja menciderai demokrasi yang ada di negara ini, karena membiarkan pembungkaman terhadap kebebasan pers,” tambahnya.  

Aziz juga berharap agar dalam penanganan kasus pembunuhan Narendra Prabangsa, dapat ditangani dan diusut dengan lebih serius lagi. “Baiknya kasus ini diusut secara lebih serius, karena kasus pembunuhan ini merupakan satu-satunya kasus kekerasan terhadap jurnalis yang dapat diusut hingga tuntas,” harap Aziz saat ditemui.

Menanggapi diskusi, Andi Muhammad Wirayullah mengatakan bahwa seharusnya banyak dorongan untuk menolak remisi yang diberikan kepada Susrama. “Sebaiknya harus ada gerakan tindak lanjut dari diskusi ini, jangan biarkan pembungkaman kebebasan pers,” ujar Wirayullah saat ditemui seusai diskusi. Terakhir, Wirayullah juga mengatakan bahwa tema diskusi ini menarik, namun kondisi tempat yang kurang kondusif. “Temanya bagus, namun kondisinya sedikit tidak kondusif untuk berdiskusi di sini karena sedikit ribut,” tambahnya. (Jet)

Related posts: