web analytics
header

Howl’s Moving Castle (2004)

Howls-moving-castleposter
Sumber: Google.com

Resensi Film Howl’s Moving Castle (2004)

Oleh:

Elsa Syahrah Isnaini

(Pengurus LPMH-UH Periode 2020-2021)

Howl’s Moving Castle adalah salah satu film karya Studio Ghibli yang terkenal akan karakteristik gambarnya yang berbeda dari studio yang lainnya.  Howl’s Moving Castle rilis pada tahun 2004 yang merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki dengan durasi 119 menit.

Howl’s Moving Castle bercerita tentang seorang gadis bernama Shopie yang terkena kutukan oleh penyihir yang membuat tubuh mudanya menjadi seorang nenek tua yang ketika berjalan membutuhkan tongkat untuk menopang tubuhnya dan juga  Howl penyihir muda tampan dan hebat.

Karena merasa malu Shopie akhirnya pergi meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya, di tengah perjalanan dia bertemu dengan Kastil tempat tinggal Howl dan teman temannya yaitu Calcifer dan Markl. Ditengah perdebatan Shopie dan Calcifer Howl muncul dan membuat Shopie terkejut karena Howl adalah  cowok tampan nan keren yang telah ia temui sebelumnya ketika masih menjadi gadis cantik. Tanpa berpikir panjang Shopie mengajukan diri untuk menjadi pembersih Kastil dan berharap Howl tidak mengenali dirinya yang telah menjadi nenek tua. Dan dari sinilah perjalanan mereka dimulai.

Kelebihan dari film ini tentu saja gambar yang disajikan sangat bagus begitu juga dengan sound disetiap detailnya yang dapat menghidupkan film ini sehingga terasa nyata.Selain itu plot cerita yang disajikan ringan namun menarik untuk dinonton meskipun berbeda dari versi novel aslinya.

Selain itu, sountrack dari film ini juga sangat bagus bahkan penulis memasukkan salah satu dari sountracknya yaitu “The Merry-Go-Round of Life” ke dalam playlist pengantar tidur.

Sedangkan kekurangan dari film ini beberapa orang berpendapat kalau endingnya kurang memuaskan karena perang yang sangat garang dan sengit tapi terlihat kurang logis dan juga eksekusi untuk endingnya tidak dibuat megah dan meriah seperti ekspektasi beberapa penonton. Namun menurut penulis endingnya sangat cocok dengan plot cerita yang ringan tetapi berkesan dipikiran.

Untuk keseluruhan film ini sangat bagus dan penulis merekomendasikan untuk menonton Howl’s Moving Castle (2004). (Film ini juga tercatat sebagai film terlaris dalam sejarang perfilman jepang dan masuk dalam nominasi Academy Award).

Related posts:

Manis Gula Tebu yang Tidak Menyejahterakan

Oleh: Aunistri Rahima MR (Pengurus LPMH Periode 2022-2023) Lagi-lagi perampasan lahan milik warga kembalidirasakan warga polongbangkeng. Lahan yang seharusnyabisa menghidupi mereka kini harus dipindahtangankan denganpaksa dari genggaman. Tak ada iming-iming yang sepadan, sekali pun itu kesejahteraan, selain dikembalikannya lahanyang direbut. Mewujudkan kesejahteraan dengan merenggutsumber kehidupan, mendirikan pabrik-pabrik gula yang hasilmanisnya sama sekali tidak dirasakan warga polongbangkeng, itu kah yang disebut kesejahteraan? ​Menjadi mimpi buruk bagi para petani penggarap polongbangkeng saat sawah yang telah dikelola dan dirawatdengan susah payah hingga mendekati masa panen, dirusaktanpa belas kasih dan tanpa memikirkan dengan cara apa lagipara petani memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesejahteraanyang diharapkan hanya berwujud kesulitan dan penderitaan. ​Skema kerjasama yang sempat dijalin pun sama sekalitidak menghasilkan buah manis, petani yang dipekerjakanhanya menerima serangkaian intimidasi dan kekerasan hinggapengrusakan kebun dan lahan sawah siap panen, itu kahbentuk sejahtera yang dijanjikan? ​Kini setelah bertahun-tahun merasakan dampak pahitpabrik gula PT. PN XIV Takalar, tentu saja, dan memangsudah seharusnya mereka menolak, jika lagi-lagi lahan yang tinggal sepijak untuk hidup itu, dirusak secara sewenang-wenang sebagai tanda bahwa mereka sekali lagi inginmerampas dan menjadikannya lahan tambahan untukmendirikan pabrik gula. ​Sudah sewajarnya warga polongbangkeng tidak lagihanya tinggal diam melihat lahan mereka diporak-porandakan. Sudah sewajarnya meraka meminta ganti rugiatas tanaman yang dirusak, serta meminta pengembalian lahanyang telah dirampas sejak lama. Dan dalam hal ini, Kementerian BUMN, Gubernur Sulawesi Selatan, maupunBupati Takalar harus ikut turun tangan mengambil tindakansebagai bentuk dorongan penyelesaian konflik antara wargapolongbangkeng dan