web analytics
header

Prometheus dan Api Olympus, Sepenggal Kisah Privatisasi Pendidikan dan Hak yang Diberangus

Sumber: Dokumentasi Eksepsi
Sumber: Dokumentasi Eksepsi
Sumber: Dokumentasi Eksepsi

Makassar, Eksespi Online – (3/5) “Haaa…” terlihat anggukan kepala disertai dengan seruan eureka—seruan seseorang saat memahami suatu hal—yang keluar dari massa aksi ketika mendengar Alan, seorang massa aksi yang memberikan kuliah jalanan pada aksi demonstrasi peringatan Hari Pendidikan Nasional pada Selasa (2/5) lalu. Lahirlah kemudian sebuah kesimpulan dari massa aksi, ilmu pengetahuan dapat diperoleh kapanpun, di manapun, dan oleh siapapun.

Kala itu, bau asap ban terbakar pada peringatan Hari Buruh Internasional belum sepenuhnya menghilang. Namun, keesokan harinya, kepulan asap hitam kembali meninggi, terlihat massa aksi demonstrasi peringatan Hari Pendidikan Nasional beranjak dari pelataran gedung Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin (MKU Unhas) menuju Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (DISDIK Sul-Sel).

Massa aksi yang tergabung dari berbagai elemen Mahasiswa dan Masyarakat di Kota Makassar memadati Jl. Perintis Kemerdekaan. Berbagai macam tuntutan dikeluarkan, tapi ada satu yang jadi topik utama, privatisasi pendidikan dan pendidikan tinggi gratis sebagai pemenuhan hak memperoleh pendidikan setiap warga negara yang tertuang dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Topik itulah yang kemudian diangkat dalam kuliah jalanan yang dibawakan oleh Alan. 

“Terdapat salah satu cerita dalam mitologi yunani yang mengisahkan Prometheus, seorang titan yang mencuri api olympus dari Zeus, Hades, dan Poseidon untuk diberikan kepada manusia,” terang Alan.

Alan saat itu menceritakan tentang keadaan saat ilmu pengetahuan diprivatisasi oleh Dewa Dewi Yunani dan disembunyikan dari manusia. Menurutnya, begitulah model pendidikan yang ada saat ini. Ilmu pengetahuan seakan terkurung di ruang-ruang tertentu, tidak terjamah oleh masyarakat kelas bawah, dan didukung oleh sistem yang melanggengkan kapitalisasi pada lembaga pendidikan. 

Dokumentasi Eksepsi
Dokumentasi Eksepsi

“Api olympus ini dapat dipersonifikasi sebagai ilmu pengetahuan, karena api tersebut, manusia akhirnya dapat berpengetahuan, dan karena peristiwa pencurian api itulah Dewa Dewi Yunani akhirnya menghukum Prometheus karena tindakannya yang mencuri api olympus dan menyebarkannya pada manusia,” lanjut Alan.

Alan mengejawantahkannya pada konsep universitas. Menurutnya, akar kata universitas berasal dari kata universal. Jika ditafsirkan secara bebas, universal dapat berarti umum, atau dapat diakses semua orang.

“Kenyataan yang terjadi saat ini universitas yang seharusnya menjaga eksistensi dan perannya sebagai tempat berkembangnya ilmu pengetahuan, tempat orang-orang dapat mengutarakan akal pikiran yang merdeka, namun sayang, universitas saat ini diprivatisasi, hanya bisa diakses oleh golongan tertentu saja,” terang Alan.

Massa aksi demonstrasi HARDIKNAS memberikan tuntutan yang tidak setengah-setengah. Pendidikan murah bukan lagi solusi, karena di dalam tuntutannya setiap orang seharusnya bisa mengakses pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Jalan satu-satunya adalah pendidikan gratis dan terbuka untuk semua orang.

“Sistem pendidikan yang diterapkan saat ini, telah gagal dalam menyelesaikan masalah yang ada, seperti sistem Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) yang justru hadir secara nyata membuat kita semua sulit untuk mengakses pendidikan, padahal setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan,” tutur Alfred, Humas massa aksi demonstrasi peringatan HARDIKNAS. (aim)

Related posts: