![]() |
Jakrta dikepung banjir/alkian.blogspot.com |
Musim hujan telah tiba. Artinya warga ibu kota harus siap-siap akan bencana banjir. Hujan di ibu kota seolah-olah menjadi momok yang menakutkan bagi warga ibu kota. Bagaimana tidak? Setiap kali musim hujan tiba maka beberapa jalan raya tiba-tiba menjadi sungai ‘Kaget’. Tiap kali nonton berita, pasti ada saja berita tentang banjir ini. Dari Bintaro,yang banjir karena tanggul jebol, ada kampung Pulo yang banjir kiriman. Ada lagi kelurahan Bukit Duri,Tebet Jakarta Selatan yang anak-anaknya senang-senang saja bermain air banjir. Belum lagi pasar Cipulir yang kiosnya ditutup oleh pedagang masing-masing karena dagangannya banjir.
Dugaan awal akan bencana banjir ibu kota disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sejak Desember hingga Januari, sistem drainase yang buruk, dan jebolnya berbagai tanggul di wilayah Jakarta, serta meningkatnya volume 13 sungai yang melintasi Jakarta. Tercatat Bogor, Bekasi, Depo, dan Tangerang juga mengalami hal yang sama. Ini kemudian menjadi pukulan telak terhadap pemerintah provinsi (dalam hal ini Gubernur Jakarta, JOKOWI).
JOKOWI dinilai ‘Gagal’. Kata itu kiranya tidak berlebihan jika kita melihat Selentingan kutipan akhir-akhir ini amat sangat sering terdengar di berbagai media Online. Dari berbagai macam penyebab banjir, hampir sebagian besar opini mengarah pada satu alasan: “Kegagalan Jokowi dalam menanggulangi Banjir”. Mungkin hal ini disebabkan karena masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta, yang sudah terlalu besar menaruh harapan terhadap tagline “Jakarta Baru” yang kerap dilontarkan oleh Bapak Jokowi, di mana salah satu tujuannya adalah mengatasi masalah banjir. Tapi apakah benar semua masalah ini disebabkan oleh “JOKOWI”?
Budaya Buang Sampah Sembarang Tempat
Minimnya kesadaran masyarakat indonesia (Jakarta khususnya) akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya bisa jadi penyebab lain dari banjir yang melanda ibu kota. Buang sampah sembarang tempat seakan telah menjadi budaya ‘buruk’ yang terus dipertahankan oleh masyarakat ibu kota. Ketika banjir melanda, ‘para pembuang sampah’ hanya bisa menyalahkan Pemerintah tanpa melihat apakah yang mereka kerjakan selama ini sudah tepat.
Apapun yang dilakukan pemerintah tanpa bantuan atau dukungan dari masyarakat, itu tidak akan berhasil. Masyarakat dalam suatu wilayah memegang peranan penting dalam merealisasikan program dari pemerintah. Dengan kata lain pemerintah tidak berdiri sendiri. Segala sesuatu yang ingin dilakukan pemerintah harus sejalan dengan perilaku masyarakat.
Jadi?
Bagaimanapun usaha pemerintah (JOKOWI) untuk menanggulangi bencana banjir yang melanda ibu kota tidak akan berhasil tanpa dukungan dari masyarakat ibu kota itu sendiri. Ingat… JOKOWI is just ordinary people, JOKOWI is not a God.
Penulis
Andi Sunarto Ns (Mahasiswa FH-UH 2010)
Pengurus LPMH-UH & BEM FH-UH
At Sekretariat LPMH-UH
Senin, 13 Januari 2014
Pukul 17:17 WITA