web analytics
header

Indonesia Dituntut Berbenah Jelang ASEAN Community 2015

Suasana Seminar Nasional membahas ASEAN Community yang diselenggarakan ALSA LC Unhas, Sabtu (13/9).

 

Suasana Seminar Nasional membahas ASEAN Community yang diselenggarakan ALSA LC Unhas, Sabtu (13/9).
Suasana Seminar Nasional membahas ASEAN Community yang diselenggarakan ALSA LC Unhas, Sabtu (13/9).

Makassar, Eksespi Online– Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Indonesia untuk Thailand Ghofar Ismail menilai bahwa persiapan Indonesia kurang baik dalam menghadapi ASEAN Community 2015. Terutama terkait publikasi dan pembekalan keterampilan kepada masyarakat. Hal itu diungkapkan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa Asian Law Student Assosiation Local Chapter (ALSA LC) Unhas di Auditorium Prof Amiruddin Fakultas Kedoteran Unhas (13/9), dengan mengangkat tema: Siapkah Anda Menghadapi ASEAN Community? Acara diawali pembukaan secara resmi kegiatan kompetisi peradilan semu tingkat Fakultas Hukum Unhas (FH-UH). Seminar tersebut dihadiri sekitar 600 peserta dari berbagai kalangan. Pembicara lainnya adalah Guru Besar Bagian Hukum Internasional FH-UH Juajir Sumardi, selaku ketua BPD HIPMI Sulawesi Selatan Amirullah Abbas, dan Sekretaris Kedutaan Besar Indonesia untuk Thailand Ghofar Ismail.

Ghofar menuturkan perbandingan kesiapan Indonesia dengan Thailand pada berbagai aspek. Di antaranya, ia menuturkan, investasi Thailand di Indonesia senilai USD 106.9 juta, sedangkan investasi Indonesia di Thailand hanya senilai USD 47,5 juta. Di bidang pariwisata, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia setiap tahunnnya mencapai 9 juta orang, sedangkan Thailand  mencapai 24 juta orang per tahunnya. Ia mengakui Indonesia masih tertinggal dibanding singapura, malaysia, dan Thailand. “Kita punya potensi sumber daya alam yang melimpah. Tinggal bagaimana mengelolanya dan mempromosikannya dengan baik. Pemerintah Thailand sekarang gencar mempersiapakn diri untuk menghadapi ASEAN Community 2015, misalnya menghadirkan acara televisi yang khusus membahas tentang ASEAN, bahkan pengetahuan tentang ASEAN dimasukkan dalam kurikulum pendidikan,” tuturnya.

KTT ASEAN Ke-9 di Bali Tahun 2003 menyepakati ASEAN Community 2015 melingkupi bidang keamanan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Untuk itu, Juajir mengatakan bahwa ke depan, kreativitas akan sangat menentukan daya saing negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, dibutuhkan kesepahaman sesama negara ASEAN dalam hubungan liberal nantinya, agar terbentuk komunitas yang baik. Termasuk untuk mencegah kejahatan perekonomian yang dapat mengganggu iklim persaingan bebas. “ASEAN yang dikenal sebagai zona yang damai dan netral harus meghasilkan iklim yang kondusif, sehingga nantinya investasi bisa dibangun dengan baik di kawasan ini,” jelasnya.

Senada dengan Juajir Sumardi, Amirullah Abbas menilai bahwa kreativitas masyarakat perlu didukung untuk mengembangkan sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Untuk itu, dukungan pemerintah untuk peningkatan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian sangat perlu. “Kalau mau menjadi pengusaha sukses, harus mempunyai kemampuan personal, sepreti komputer dan bahasa inggris. Untuk menjadi wirausahawan, harus semangat, bersikap jujur, dan ikhlas.” tuturnya. (Asw)

 

Related posts: