Malang, Eksepsi Online – Membuka Kongres Luar Biasa (KLB) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI), Seminar bertajuk "Gerakan dan Politik Redaksi Persma di Era Digital" digelar di Balai Desa Kepuhardjo Kecamatan Karangploso, Malang, Jumat (17/4). Eko Bambang Budiantoro, Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya selaku pembicara mengupas tentang gerakan media digital memengaruhi perkembangan politik dan mengajak pers mahasiswa untuk terlibat di dalamnya.
"Sebagai area untuk kecerdasan publik pers mahasiswa tidak hanya untuk kampus, tetapi juga untuk konsumsi publik. Melalui sosial media kita menjadikan setiap orang untuk dapat menyampaikan aspirasinya, meski di sisi lain melalui media online setiap orang dapat melakukan bully seenaknya, sehingga media online merupakan salah satu cara untuk mempengaruhi pandangan masyarakat,” jelas Eko.
Lebih lanjut Ketua AJI Indonesia, Suwardjono mengungkapkan bahwa pembaca dan penikmat media memiliki potensi yang besar dalam mempengaruhi perkembangan politik. Hal ini didukung dengan jumlah pengguna internet 85 juta, terbesar 5 di Asia; pengguna facebook 65 juta, terbesar 3 di dunia; pengguna twitter 30 juta, terbesar 5 di dunia; pengguna blogger 7,7 juta; serta pengguna internet mobile 65 juta dan handphone 220 juta.
Di samping itu Suwardjono juga mengungkapkan 4 malpraktik yang kerap terjadi dalam dunia jurnalis. Yakni pers dikuasai hanya segelintir orang, kebebasan pers dicabut, media abal-abal, serta media yang memiliki unsur porno dan mistis.
Beberapa anggota dari PPMI pun turut menjadi peserta dalam seminar tersebut. Di antaranya adalah PPMI Dewan Kota Makassar, Yogyakarta, Kediri, Surabaya, Bali, Tulungagung, Madura, dan Malang selaku tuan rumah kegiatan. (Ube)