Makassar, Eksepsi Online- Bencana asap yang terjadi di daerah Sumatera dan Kalimantan akhir-akhir ini semakin parah. Bahkan asap telah menyebar ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Korban pun terus berjatuhan. Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa Makassar yang berasal dari daerah Kalimantan mengadakan Aksi Damai Peduli Asap Kalimantan, di tiga titik di Makassar, mulai dari Monumen Mandala, Fort Rotterdam dan terakhir di Pantai Losari, Kamis (29/10).
Kepedulian yang ditunjukkan mahasiswa asal Kalimantan tersebut seperti yang diungkapkan Rahmat Suci selaku Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT). “Kita sebagai mahasiswa asal Kalimantan harus peduli dengan lingkungan, tempat tinggal dan tanah kelahiran kita sendiri. Karena di Kalimantan itu bencana asap di sana sudah memakan banyak korban terutama anak kecil, balita, maupun usia remaja. Oleh karena itu kita mengadakan kegiatan ini dengan tema aksi peduli Kalimantan, kita peduli dengan Kalimantan,” ujarnya. KPMKT sendiri merupakan organisasi yang di dalamnya berkumpul mahasiswa asal Kalimantan Timur yang menempuh pendidikan di Makassar.
Kegiatan yang dilakukan tidak hanya melibatkan mahasiswa asal Kalimantan Timur, tetapi juga mahasiswa dari daerah Kalimantan lainnya, sebagaimana yang dijelaskan Bagus Prasetyo Koordinator Lapangan aksi. “Yang terlibat dari beberapa wadah-wadah organda tingkat satu maupun tingkat dua di Makassar dan itu mahasiswa Makassar yang berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat, organisasi di luar kami juga sempat mengundang dari komunitas Makassar, dan teman-teman mahasiswa dari setiap universitas,” kata Bagus yang juga salah seorang mahasiswa perguruan tinggi di Makassar asal daerah Samarinda.
Aksi damai dimulai pada pukul 15.10 Wita di Monumen Mandala, di sana dilakukan orasi, pembacaan puisi dan penggalangan dana. Kemudian, pukul 16.30 Wita hingga maghrib beralih ke Fort Rotterdam dengan agenda sama seperti sebelumnya. Terakhir pukul 19.00 Wita aksi dilanjutkan di Pantai Losari, yang merupakan aksi puncak. Selain agenda serupa, juga diadakan teatrikal, akustik, penampilan slide kondisi Kalimantan dan aksi seribu lilin dari peserta di Pantai Losari.
Dua tujuan diharapkan dapat dicapai dari aksi, yaitu dapat menyadarkan pemerintah agar lebih memperhatikan bencana yang terjadi, serta kegiatan pencarian dana di mana nantinya dana terkumpul dikirim ke Kalimantan. “Yang pertama kita dapat menyindir para pemerintah terkhusus Kepala Negara kita yaitu Pak Presiden supaya hatinya juga tergerak, tidak mengurus yang lain, tetapi mengurus yang urgen yaitu bencana alam di Kalimantan dan Sumatera, karena itu mempengaruhi juga eksistensinya Indonesia, dan pencapaian kedua yaitu penggalangan dana, semoga dana yang diperoleh hari ini dapat meringankan saudara-saudara kita di Kalimantan,” jelas Bagus.
Terkait aksi damai yang dilakukan, Ahmad dari Polrestabes Makassar yang mengawasi berjalannya aksi memberikan dukungan dan apresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. “Kami sangat mendukung dan mengapresiasi adik-adik mahasiswa asal Kalimantan, terlihat dengan aksinya berjalan aman, tertib, lancar, dan kegiatannya terorganisir serta membangun komunikasi dengan kami dari pihak keamanan dalam hal ini,” ungkapnya. Lebih lanjut ia mendukung aksi yang dilakukan mahasiswa selama bersifat positif. “Bagi kami, pemuda, mahasiswa adalah social control di masyarakat di pemerintah, lanjutkan saja selama bersifat positif,” tuturnya.
Hal senada turut diutarakan Gunawan, meski tidak berasal dari Kalimantan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) tersebut ikut datang meramaikan aksi. “Buat pemuda-pemuda yang lain mungkin setidaknya jika ada aksi-aksi seperti ini setidaknya mereka ikut berpatisipasi untuk meramaikan, saya asalnya dari Enrekang tapi hati saya terketuk untuk datang ke sini, apalagi melihat solidaritas mahasiswa dari Kalimantan itu besar,” kata Gunawan. Ia pun turut berharap pemerintah memberikan perhatian yang lebih. “Mudahan pemerintah kita terketuk hatinya ketika melihat aksi yang dilakukan mahasiswa dari Kalimantan ini.” (Nhs)