Makassar, Eksepsi Online-Seusai dilaksanakannya aksi oleh Aliansi Palu keadilan, Kamis (5/11) reporter Eksepsi langsung menemui presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk dimintai pendapatnya mengenai aksi tersebut di Ruang Aspirasi Mahasiswa (RAM). “Aksi ini tidak masalah dilakukan karena cuma menyampaikan aspirasi, dan rata-rata tuntutan mereka sudah kami bahas waktu rapat triwulan kemarin,” tutur Tojiwa Ram.
Aliansi Palu Keadilan menyoroti BEM yang tidak mengakomodir beberapa persoalan. BEM dianggap tidak hadir dalam beberapa kasus, yakni kasus D.O angkatan 2013 dan 2008 dan kasus Bidik Misi. Aliansi tersebut juga menganggap bahwa setiap kebijakan dan tindakan tidak merepresentasikan kepentingan-kepentingan Kema Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) bahkan lebih condong ke arah kepentingan pribadi pemimpin itu sendiri. Bahkan kehadiran presiden BEM dalam sosialisasi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) bersama alumni juga menjadi sorotan.
Pada saat dimintai pendapat mengenai isi tuntutan di atas, Tojiwa Ram menganggap bahwa tuntutan tersebut tidak jelas. “Isi tuntutan yang diberikan itu tidak jelas, misalnya pada poin nomor tiga, hal representasi apa yang dimaksud, contohnya apa?” tutur pria yang akrab disapa Oji tersebut.
Tuntutan Aliansi Palu Keadilan untuk dilaksanakannya Kongres Luar Biasa (KLB) paling lambat dua minggu setelah tuntutan tersebut disampaikan. Oji pun, menganggap tuntutan tersebut tidak relevan. “Mungkin menurut para aliansi, tuntutan mereka relevan, tapi menurut saya perlu dibicarakan baik-baik dan harusnya ada jalan diplomatis untuk menyampaikan tuntutan, kenapa langsung melakukan seperti itu?” ungkapnya. (IBN)