web analytics
header

Berita: Masalah Hardiyanti Dapat Respon Dekan

CTIBaXQVEAA_okn

Makassar, Eksepsi Online- Pasca selebaran “Peduli Hardiyanti” yang diberitakan Eksepsionline.com kemarin beredar, Sabtu (7/11) Ahmad Tojiwa Ram, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (BEM FH-UH) beserta salah satu pengurusnya, Abrar ditemani Kru Eksepsi bergerak menuju kediaman Hardiyanti di jalan poros Bantimurung, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Presiden BEM mendampingi Hardiyanti menuju fakultas guna melengkapi berkas beasiswa serta untuk bertemu dengan Dekan FH-UH.

Ditemui di depan sekretariat BEM, Tojiwa mengatakan bahwa Hardiyanti memang pantas untuk mendapatkan bantuan beasiswa melihat kondisinya saat ini. “Kondisinya memang sangat memprihatinkan juga kondisi fisik rumahnya dan keluarganya sehingga itu yang harus membuat kita ikut membantu Hardiyanti,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, Senin sore rencananya Hardiyanti ditemani dengan pengurus BEM akan menghadap Rektor Universitas Hasanuddin untuk dibantu mengurus beasiswa dan juga untuk mendapatkan tempat tinggal di Asrama Mahasiswa (ramsis).

Saat ditanya mengenai selebaran “Peduli Hardiyanti”, Presiden BEM berterima kasih dan mengakui kalau memang ada kesan kurang mengawal dalam kasus yang dialami Hardiyanti sehingga ada teman-teman Keluarga Mahasiswa (Kema) FH-UH yang mengatasnamakan pribadi membuat selebaran Peduli Hardiyanti. Berkaitan dengan hal tersebut menurutnya juga BEM telah mengawal sejak awal tetapi hardiyanti tidak hadir saat dipanggil menghadap ke sekretariat BEM, sehingga pengurus yang berinisiatif untuk kerumahnya.

Tojiwa juga berharap teman-teman Kema FH-UH juga pro aktif dalam mengabari pihaknya jikalau ada hal-hal serupa terjadi. Selain itu ia juga berharap Hardiyanti bisa fokus belajar dan menambah prestasinya perjuangan teman-teman Kema FH-UH tidak sia-sia untuk memperjuangkan Hardiyanti.

Saat diwawancarai, Hardiyanti sendiri mengaku merasa senang dengan tindakan pihak fakultas untuk membantu dirinya. Namun menurutnya hal tersebut kembali lagi pada persetujuan neneknya yang khawatir jikalau hardiyanti tidak dapat mempertanggungjawabkan Beasiswa yang akan didapatkan nantinya, ditambah lagi hanya Hardiyanti yang sering menemani neneknya.

“ Kalo perasaan senang, tetapi kembali lagi ke nenek, kan nenek berpikir jangan sampai saya tidak mampu bertanggung jawab ketika dapat beasiswa, apalagi kalalau nilaiku rendah, terus jauh juga dari nenek.” Imbuhnya.

Terakhir saat ditanya mengenai harapan ia mengatakan masih ingin kuliah. namun kendalanya adalah karena khawatir jarak antara ia dan keluarganya cukup jauh, sehingga akan memberatkan neneknya yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.  “Masih mau kuliah apalagi ini Unhas, masa tidak mau lanjut, cuma kendalanya di keluarga saja kalo keinginan pasti mau kuliah," keluhnya. (Rst)

Related posts: