Makassar, Eksepsi Online-Selasa (1/3), Penyampaian Visi-Misi calon anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta debat antar kandidat BEM Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) periode tahun 2016/2017 digelar di depan sekretariat BEM. Acara yang didahului dengan pemaparan visi dan misi calon anggota DPM itu, dimulai pukul 14:00 WITA, molor selama dua jam dari jadwal yang sudah ditentukan, yakni pukul 12:00 WITA. Ketua Panitia Pemilihan Umum (PPU), Andi Rezki Juliarno saat ditemui kru Eksepsi memaparkan bahwa molornya waktu pelaksanaan, terjadi karena keterlambatan para calon anggota DPM serta Keluarga Mahasiswa (Kema).
“Yang menghambat itu karena belum ada partisipan dan belum ada calon anggota DPM. Panitia sudah stand by dari pukul 12:00 WITA,” jelas Juliarno.
Atas keterlambatan tersebut, beberapa Kema menilai negatif kinerja PPU. Salah satu Kema angkatan 2015 menuturkan bahwa PPU tidak konsisten dalam melaksanakan tugasnya. Pendapat serupa juga datang dari Kema angkatan 2014, menurutnya adalah tanggung jawab PPU untuk mempersiapkan segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, termasuk kemungkinan terlambatnya pelaksanaan acara. Kesalahan yang sama ditakutkan akan terulang kembali di hari H pemilihan nanti. “Saya kira persiapannya harus lebih dimatangkan lagi,” jelas salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Publikasi PPU Dinilai Kurang Maksimal
Salah satu anggota Kema 2015 menilai publikasi yang dilakukan PPU kurang maksimal. “Seharusnya PPU bisa membuat akun Official-nya sendiri untuk publikasi,” sarannya.
Menyoal tentang masalah publikasi, Ketua PPU mengaku telah menginfokan kepada tiap-tiap kandidat tentang waktu pelaksanaan debat dengan harapan akan membawa simpatisannya masing-masing untuk menghadiri acara tersebut. Namun sempat terjadi kesalahan teknis, “Saya lupa untuk menyebarkan pamfletnya. Terkendala HP (handphone) yang rusak” terang Juliarno.
Bagi Juliarno sendiri, persentase keberhasilan pelaksanaan acara adalah 75%. Kendala yang dihadapi yaitu pelaksanaan acara melampaui estimasi waktu yang diperkirakan oleh PPU, sehingga minim persiapan. Selain itu, teknis acara dinilai kurang matang, serta keterlambatan dari Kema untuk menghadiri acara. “Kita juga tidak bisa mulai kalau keluarga mahasiswa belum berkumpul, karena tujuan utama kita adalah keluarga mahasiswa,” terangnya.
Terkait Pemilu Raya, Ketua PPU: Saya Tetap Optimis
Terkait kegiatan kemarin yang dinilai kurang maksimal oleh beberapa Kema, Juliarno selaku Ketua PPU tetap optimis akan pelaksanaan pemilihan di hari H nanti. “Saya tetap optimis, karena untuk hari H saya sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari untuk konsepnya,” ujarnya.
Juliarno berpesan kepada seluruh Kema agar menciptakan pemilu raya yang bersih, jujur dan aman bersama PPU. Afdalis, mahasiswa angkatan 2012, berharap agar PPU tetap konsisten terhadap aturan dan tidak berpihak pada apapun.
Setelah pemaparan visi dan misi dan juga debat, Rabu (2/3) memasuki masa tenang bagi seluruh calon anggota DPM pun calon Presiden dan Wakil Presiden BEM. PPU menghimbau agar para kandidat melepaskan atribut-atribut kampanyenya di sekitaran kampus. (INN)