web analytics
header

Menulis Buku Sebagai Wujud Budaya Literasi Mahasiswa

Sumber: muhammadsarifnur.blogspot.com (google)

Sumber: muhammadsarifnur.blogspot.com (google)
Sumber: muhammadsarifnur.blogspot.com (google)

Makassar, Eksepsi Online – Hal paling mendasar yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa adalah meningkatkan minat untuk membaca dan cita-cita untuk menjadi penulis. Hal itu disampaikan oleh Syarif M Nur selaku penulis buku berjudul Hukum Sebagai Persepsi pada saat kegiatan launching dan bedah buku di Aula Haripin Tumpa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH), Kamis (29/9).

Ia menyampaikan bahwa dalam hal menulis yang harus diperhatikan adalah isi dari buku. Begitupun mahasiswa dituntut untuk menulis, karena  penulis dari kalangan mahasiswa memiliki keistimewaan dibanding dengan penulis dari kalangan dosen.

“Bakunya mahasiswa memang menjadi pembaca dan dosen menjadi penulis, tapi kita membuktikan bahwa mahasiswa pun bisa menulis,” tegasnya.

Menulis merupakan hal yang lahir karena proses pembiasaan. Membaca dan menulis merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan. Kesulitan dalam menulis tersebut dikeluhkan oleh A.Kamridawa, salah seorang mahasiswa angkatan 2015 yang turut mengikuti jalannya kegiatan.

Ia menuturkan bahwa selain menulis bukanlah sesuatu yang mudah, dirinya juga menganggap bahwa kurangnya minat membaca untuk mendapatkan referensi merupakan salah satu kendala yang kerap dihadapi.

Ditemui seusai acara, Fajlurrahman selaku pembicara dan juga merupakan Editor dalam buku tersebut menyampaikan apresiasi terhadap penerbitan buku karya mahasiswa. Dirinya juga mengungkapkan akan bersedia membimbing mahasiswa yang serius untuk menulis.

 “Saya akan membimbing mahasiswa yang betul-betul serius untuk menulis sampai tulisannya diterbitkan menjadi buku. Ada mungkin mahasiswa yang kualitas tulisannya melampaui dosen tapi ada juga mahasiswa yang kualitasnya memang belum sampe kesana namun tetap harus kita  apresiasi,” ujarnya.

 

(MEF)

Related posts: