Oleh : Fitriani (Reporter Lembaga Pers Mahasiswa Hukum Unhas Periode 2016-2017)
Kemerdekaan Indonesia diperoleh dari jerih payah para pahlawan. Dibenak kita yang menjadi pahlawan adalah mereka yang sering disebut dalam sejarah seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Muhammad Yamin dan tokoh-tokoh lainnya. Mereka benar adalah pahlawan, pahlawan yang bernegosiasi dengan penjajah tanpa memegang senjata.
Namun, perlu kita ketahui, ada pahlawan yang tidak ragu membela Indonesia dengan rela mengorbankan nyawanya, yakni para veteran. Tapi, siapa para veteran itu? Veteran adalah mereka yang pada masa mudanya bergelut dengan para penjajah, sambil menggendong senjata dengan satu tujuan, yakni agar bangsa Indonesia bisa merdeka.
Untuk memperingati perjuangan para veteran, tanggal 10 Agustus diperingati sebagai Hari Veteran Nasional. Namun peringatan tersebut, tak membantu meringankan nasib para veteran saat ini. Bersyukur pada tanggal tersebut, para pemuda sekarang masih bisa mengingat jasa mereka. Padahal dulu, para veteranlah yang berdiri paling depan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Berjuang agar para pemuda sekarang, tidak perlu lagi lari terbirit-birit dari penjajah.
Namun faktanya, bangsa Indonesia yang telah merdeka selama 71 tahun, telah melupakan jasa para veteran. Kondisi para veteran perang, kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Banyak veteran terlantar karena tunjangan yang sedikit. Parahnya lagi, di tengah usia mereka yang sudah lebih separuh abad harus bekerja demi memenuhi kebutuhan perutnya.
Berdasarkan data Yayasan Sahabat Veteran Indonesia, tunjangan untuk veteran paling banyak Rp 1.000.000 dan dana kehormatan sebanyak Rp 250.000. Lebih mirisnya lagi, sekitar 120.000 veteran yang masih hidup, kebanyakan dari mereka tidak menerima tunjangan pensiun, baik dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan ada veteran tidak menerima tunjangan Veteran RI. Sehingga veteran yang berada di golongan ini hanya menerima dana kehormatan sebesar Rp 450.000.
Ini menjadi peristiwa ironis, ketika bangsa Indonesia tidak mampu menghargai perjuangan veteran. Sebab lagi-lagi para veteran perang sekarang masih harus berjuang, tapi tujuan pejuangannya telah berbeda. Di masa mudanya, mereka berjuang meraih kemerdekaan dari penjajah, sedangkan di masa tua, mereka harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup.
Harapan kita untuk bangsa ini yakni mengingat jasa para pejuang. Jasa para veteran yang dulunya membangkitkan kemerdekaan negara Indonesia. Karena sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.