Utari Andani Putri Darmawangsa
(Mahasiswa Fakultas Hukum Unhas)
Dinamika lingkungan yang terus berubah dengan cepat dengan berbagai implikasi di seluruh bidang kehidupan, menuntut semua pihak termasuk kaum wanita untuk senantiasa meningkatkan kualitas kepemimpinan dan citra kemandiriannya sebagai wanita. “Wanita” merupakan sesuatu yang selalu menarik untuk dikaji, baik eksistensinya, karakteristiknya, maupun problematikanya, yang selalu timbul seiring dengan laju perkembangan masyarakat. Berbicara tentang wanita maka akan timbul pertanyaan tentang peran keberadaan wanita di tengah masyarakat tentang martabat, kodrat, status, citra, dan kemandiriannya dalam era globalisasi. Dahulu kala, sebelum adanya emansipasi wanita. Wanita, utamanya di Indonesia hanya berfungsi sebagai penjaga rumah tangga dengan segala isinya, serta hanya menjadi pelengkap dan pemanis dalam interaksi sosial dalam masyarakat.
Emansipasi Wanita
Namun pada era globalisasi seperti saat ini kita semua tahu bahwa wanita Indonesia merupakan mitra yang sejajar dengan kaum pria dan juga telah mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan keluarga khususnya. Berkat adanya emansipasi dan perjuangan kaum wanita yang telah dirintis oleh beberapa tokoh wanita seperti R.A Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien dan sebagainya, membuat wanita tidak dipandang hanya mempunyai tugas dan kewajiban mengurus kepentingan di dalam lingkungan rumah tangga, yang tidak perlu bekerja secara profesional di luar tugas tersebut. Namun, mempunyai kewajiban serta kesempatan yang sama dengan kaum pria dalam pembangunan di segala bidang. Perubahan ini telah memberi kesempatan baik bagi wanita, tidak saja dalam hal untuk memperoleh kesempatan dan hak yang sama dengan pria, seperti dalam bidang pendidikan dan pekerjaan, tetapi juga kesamaan dalam kesempatan untuk memimpin di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Peranan wanita tidak saja untuk dipimpin, tetapi juga untuk memimpin.
Mampukah Wanita Memimpin?
Memimpin berarti mampu untuk mengerakkan dan mempengaruhi orang lain dan erat hubungannya dengan kepribadian dan teladan. Lalu, “mampukah wanita memimpin”? Maka jawabannya adalah mengapa tidak. Pada hakikatnya tiap-tiap wanita adalah seorang pemimpin dan melakukan kepemimpinannya dalam lingkungan masing-masing, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan dalam masyarakat. Dalam berpartisipasi pada pembangunan masyarakat, wanita perlu membekali diri dengan semangat juang, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kepemimpinan agar dapat menggali dan menggerakkan sumber daya masyarakat sebagai potensi masyarakat.
Menjadi pemimpin baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat merupakan sebuah tantangan bagi kaum wanita. Kaum wanita yang berkualitas senantiasa meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya di segala bidang dan kebutuhan sehingga menjadi sumber daya manusia juga pemimpin yang potensial. Kaum wanita sebagai pemimpin dalam keluarga maksudnya harus cepat tanggap terhadap situasi dan perubahan yang mungkin saja terjadi pada diri suami, anak-anak, dan anggota keluarga lain sehingga tidak terjadi malapetaka dalam lingkungan keluarga. Kemudian sosok kepemimpinan wanita dalam lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat yaitu wanita dituntut untuk memainkan peranan gandanya yaitu dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya dengan baik dengan penuh dedikasi, serta mampu mengatur waktu dan kegiatannya sehingga tercipta keharmonisan antara kehidupan pribadi, keluarga, dan kehidupan kelompok yang dipimpinnya.
Kesamaan dalam kesempatan untuk memimpin di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara membuat wanita Indonesia perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan diikuti perubahan sikap positif, agar mampu menerima, memahami dan akhirnya melaksanakan pembangunan nasional sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang dituntut oleh kemajuan zaman. Sehingga, kaum wanita dapat selalu menegakkan tonggak keterlibatannya dalam berbagai lapangan kehidupan manusia Dengan demikian, kaum wanita mampu mengikuti derap langkah dan lajunya pembangunan nasional seirama dengan kaum pria sebagai mitra sejajarnya tanpa meninggalkan harkat, martabat, dan kodratnya sebagai wanita.
Juara Kedua Lomba Opini Anniversary LPMH-UH ke-21 dengan Tema “Perempuan dan Kepemimpinan”