web analytics
header

Keikutsertaan Mahasiswa 2016 di Pemilu Tak Kunjung Menemui Titik Terang

Sumber: Twitter DPM FH-UH

 

Sumber: Twitter DPM FH-UH
Sumber: Twitter DPM FH-UH
Makassar, Eksepsi Online – Kongres Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Kema FH-UH) yang seyogyanya membahas keikutsertaan mahasiswa angkatan 2016 di Pemilihan Umum (Pemilu) Kema FH-UH tak kunjung menemui titik terang. Penyebabnya, peserta kongres yang tidak pernah kuorum-kuorum. Presidum sidang Muh. Fauzi Ashary mengatakan kesadaran dari Kema FH-UH untuk berkongres kurang. Padahal, masalah PPU sangat penting untk dibahas di kongres.

Kongres pun, katanya akan tetap dibuka karena peminjaman tempat sendiri hingga 3 Juni. “Jadi tinggal menunggu Kema untuk hadir,” ujarnya. Untuk itu, ia meminta kepada Kema FH-UH untuk dapat membicarakan masa depan PPU dan lembaga kemahasiswaan karena belum ada solusi yang didapat.

Ditemui di tempat berbeda, Frandy A.L Fanggi berpendapat kesadaran yang kurang dari Ketua-Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk menghadiri kongres. “Berapa kali saya menghadiri kongres kendala masih sama kehadiran perwakilan UKM, padahal situasi di bawah (Sekretariat UKM, Red) ramai,” ungkapnya.

Seharusnya, Ketua UKM harus sadar bahwa Pemilu masalah yang penting. “Pemilu ini salah satu proses regenerasi, selain  pendidikan kader bagi lembaga Kema sendiri, kalau tidak ada Pemilu maka tidak ada pemimpin selanjutnya. Ini yang harus dipahami oleh  teman-teman UKM,” tegasnya. Ia menambahkan masalah Pemilu bukan hanya masalah presidium sidang, PPU, calon Presiden dan Wakil Presiden BEM, calon anggota DPM, tetapi juga masalah UKM dan masalah Kema FH-UH.

Frandy juga meminta presidium sidang agar lebih aktif dan teguh untuk mendatangkan peserta kongres. “Jika hari ini tidak kuorum, ada upaya lebih yang dilakukan presidium sidang, jangan langsung menyerah,” lanjutnya.

Langkah PPU untuk membawa masalah keikutsertaan mahasiswa 2016 di Pemilu ke kongres dinilai sudah tepat. Menurutnya, saat ini PPU tinggal menunggu hasil kongres. Meski begitu, PPU harus juga lebih aktif, misalnya dalam menghadiri kongres. Setiap diadakan kongres Ketua PPU maupun perwakilannya selalu datang.  

Semua pihak kata Frandy, harus merasa masalah Pemilu adalah masalah bersama. Jika satu pihak tidak merasa ini kepentingannya, maka dipastikan susah untuk mengambil keputusan. Untuk itu, ia menyarankan di kongres kita secara bersama-sama dapat menentukan sikap mengenai mahasiswa angkatan 2016. “Mengingat pertimbangan waktu tinggal sedikit, kepada yang diberikan amanah betul-betul menjalankan amanahnya. Simplenya adakan kongres lalu kita putuskan nasib mahasiswa angkatan 2016, apakah kita ikutkan atau tidak. Itu kita bahas bersama dalam kongres, kita harus bersepakat,” tutupnya. (Kas)

Related posts: