Bone, Eksepsi Online – United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2012 merilis survei minat baca masyarakat di Indonesia. Hasil survei tersebut menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia hanya pada angka 0,001 persen. Ini berarti hanya satu dari seribu orang di Indonesia yang memiliki minat baca terhadap buku.
Hal itu pun mendorong Rafie Izas dan beberapa pemuda di Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggalakkan program Gerakan 1001 Buku. Dinamakan Gerakan 1001 Buku, karena program ini bekerjasama dengan komunitas 1001 buku. Faktor lain munculnya gerakan ini, kata Rafie, adalah fasilitas untuk menggalakkan minat baca di daerah pedesaan yang masih belum memadai. Alhasil, hal itu berdampak pada minat baca masyarakat di Indonesia tergolong rendah. “Untuk itu para pemuda di Kajuara berinisiatif untuk mengadakan program yang dinamakan Gerakan 1001 Buku untuk memfasilitasi masyarakat pedesaan khususnya di Kecamatan Kajuara,” ujar Rafie.
Rafie menambahkan, Gerakan 1001 Buku juga terinspirasi dari pertanyaan seorang anak berumur enam tahun yang memiliki keingintahuan besar terhadap buku bacaan. “Program kami terinspirasi dari pertanyaan seorang anak berusia sekitar enam tahun yang menanyakan beberapa buku yang bisa dibaca, sewaktu kami melakukan Pop-Up Library di salah satu desa yang berada di batas Kecamatan Kajuara. Pertanyaan itulah, yang kemudian menggerakkan kami selaku pemuda Kajuara untuk menghadirkan buku bacaan berkualitas bagi masyarakat,” tambahnya.
Gerakan 1001 buku ini berpusat di Taman Baca Bandae Lingkungan Bojo, Kelurahan Awang Tangka, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dan beroperasi setiap Senin-Sabtu mulai pukul 13.30-23.00 WITA. Selain itu, juga rutin dilaksanakan pustaka bergerak dengan menyasar desa-desa di Kecamatan Kajuara. “Pustaka bergerak kerap kami laksanakan dengan menggunakan kendaraan bermotor untuk menghadirkan buku bacaan ke desa-desa,” tutur Rafie saat dihubungi Sabtu (17/6).
Diharapkan program Gerakan 1001 buku ini menjadi poros pemberdayaan masyarakat. “Gerakan 1001 Buku diupayakan mengetuk nurani masyarakat agar dapat memberikan kontribusi dengan menghadirkan buku bacaan di Kajuara,” kata Rafie, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan psikologi.
Selain itu juga dapat memfasilitasi masyarakat dalam membaca dan meningkatkan minat baca masyarakat. “Manfaatnya sendiri sudah pasti untuk senantiasa mengupayakan peningkatan minat baca masyarakat di Kecamatan Kajuara, selain itu kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan ayat kitab suci Alquran yang pertama muncul yakni Surah Al-Alaq ayat 1-5,” tutup mahasiswa angkatan 2016 itu. (Dlp)