Makassar, Eksepsi Online – Tiga komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Unhas yaitu HMI Komisariat Hukum, HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis dan HMI Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) melaksanakan Munir Fest dan diskusi publik bertajuk “Penegakan HAM: Setengah Mati? atau Setengah Hati?” di taman FEB-UH, Jumat (29/9).
Andre Kresna Gaputra selaku panitia mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk kewajiban dan keberpihakan kita (organisasi kemahasiswaan, Red) pada mereka yang telah dirampas hak asasi manusianya. “Ini adalah wujud ekspresi akademik karena HAM merupakan isu yang paling dekat dengan kita sebagai mahasiswa,” katanya saat ditemui usai kegiatan.
Maka dari itu, ia berharap melalui kegiatan ini penghargaan terhadap HAM bisa tertanam di kehidupan setiap individu. “Sederhananya adalah mulai dari menghargai sesama,” harapnya.
Salah satu peserta, Muhamad Alif Zafra mengapresiasi kegiatan ini. “Sangat bermanfaat, banyak hal yang tak didapatkan di kelas bisa kita temukan di sini,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, Firmasnyah selaku perwakilan LBH Makassar menyatakan seharusnya ada political will dari pemerintah untuk membuka dokumen tim pencari fakta dalam penyelesaian kasus Munir. “Cuma sampai saat ini dokumen itu hilang, kelalaian ini semakin mengindikasikan ada keterlibatan negara terhadap penghilangan nyawa Munir. Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap kelalaian tersebut,” tegasnya. (Abs/Roy)