Makassar, Eksepsi Online – Dialog Sinergi Membangun Bangsa yang berlangsung di Auditorium Prof. Amiruddin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK-Unhas), Jumat (27/10), membahas tentang konsep membuka akses kawasan Indonesia Timur.
Dalam dialog tersebut, Menteri Perhubungan Republik Indonesia (RI) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa, meskipun dalam waktu yang sudah tidak maksimal, anggaran satelit akan dilipat gandakan sampai melimpah. Pelabuhan dan bandara akan dibangun dua kali lipat dan nanti kereta api sudah bisa berjalan. “Bandara dan pelabuhan akan dibangun dua kali lipat dari sebelumnya,” ujarnya.
Budi Karya Sumadi pun mengungkapkan bahwa, gagasan tentang adanya 4 Triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan digunakan untuk mengundang investor baik dari dalam maupun luar negeri. “Ada ide dari Jokowi yakni APBN kita 4 Triliun, dan 4 Triliunnya kita undang investor. Bisa dari luar Indonesia,” ungkapnya.
Selanjutnya, Gubernur Sulawesi Selatan (Sul-Sel) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa, alokasi dana tidak mencukupi APBN untuk rakyat, sehingga ia mengharapkan Fakultas Hukum (FH) Unhas, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas dan Fakultas Tekhnik (FT) Unhas untuk berpartisipasi dalam hal pembangunan akses kereta api. “APBN kita itu untuk rakyat 1.500 Triliun. Namun alokasi kita hanyalah 15 Triliun. Sehingga saya harus membuat proposal dan saya yakin kalo tim FH Unhas, FEB Unhas, dan FT Unhas tentunya bagus untuk jadi satu model karna kereta api itu tidak harus APBN,” tuturnya.
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan bahwa, Sul-Sel memberi makan 22 provinsi dengan begitu negara bisa memiliki kemampuan yang maksimal untuk menyejahterakan rakyat. Konektivitasnya diurus dengan baik, laut, darat dan udara. Pusatnya ada di Makassar. Tidak hanya itu, Sul-Sel memposisikan diri sebagi pilar utama dan simbol jejaring kesejahteraan Indonesia. “Kami memposisikan diri sebagai negara berkembang,” jelasnya.
Di sisi lain, Efendi selaku moderator mengatakan bahwa, perencanaan sarana untuk wilayah Indonesia Timur sudah disampaikan sebanyak tiga kali, namun hingga kini belum terealisasi. “Sudah tiga kali pak Jokowi ngomong tapi nyatanya belum,” katanya.
Salah satu peserta dialog pun angkat bicara, yakni Muh. Arman mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, ia berharap bahwa, konsep tata ruang jalur pelayaran harus lebih ditingkatkan lagi. “Saya sangat mengharapkan kedepannya konsep tata ruang jalur pelayaran harus lebih diperbaiki lagi,” harapnya. (Iwn)