Sumber : Tirto.id
Makassar, Eksepsi Online – Tirto.id bekerja sama dengan Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KOSMIK) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kegiatan pelatihan jurnalistik ala Tirto bertempat di Aula Prof. Syukur Abdullah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, pada Kamis (5/7).
Pelatihan tersebut terbagi menjadi tiga kelas, yakni kelas penulisan, kelas riset dan metodologi penelitian serta kelas infografis dan data visual. Dengan jumlah peserta di setiap kelasnya dibatasi hanya 30 peserta.
Sapto Anggoro selaku Chief Executive Officer (CEO) Tirto.id mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya kelas pelatihan ini adalah agar mahasiswa dapat mempunyai kemampuan jurnalistik, serta mengetahui cara mendapatkan informasi yang incredible di zaman yang sudah maju saat ini.
“Kegiatan pertama itu dimulai dengan memberikan pemahaman terkait jurnalisme ala Tirto, selanjutnya peserta akan dibagi sesuai kelas pelatihannya masing-masing. Terakhir, akan ada praktek dan ditutup dengan evaluasi terkait pemahaman peserta selama kelas berlangsung,” jelas Sapto saat diwawancarai (5/7).
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga malam hari ini mendapatkan apresiasi positif dari para pesertanya, salah satunya Azdira Nurul mahaiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM). Azdira mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak pelajaran bagi dirinya. “Saya banyak belajar mengenai jurnalistik dari kelas pelatihan ini. Namun, saya rasa pelatihan penulisan selama satu hari memang belum cukup, mungkin bisa diperpanjang durasinya dikesempatan lain” ungkapnya saat dihubungi kru eksepsi (5/7).
Berbeda dengan Azdira, salah satu pendaftar yang tidak berkesempatan mengikuti kelas pelatihan tersebut, Ahmad Fathur mahasiswa Fakultas Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin mengungkapkan kekecewaannya. “Saya merasa sangat kecewa tidak diterima menjadi satu dari 30 orang peserta, padahal saya sangat ingin belajar pelatihan jurnalistik ala Tirto khususnya dalam kelas riset dan metodologi penelitian,” ungkapnya saat diwawancarai (5/7).
Menanggapi hal tersebut, Sapto menjelaskan bahwa keterbatasan personel yang bertugas menangani setiap kelasnya yang menjadi penyebabnya. “Satu kelas itu hanya di handled oleh 2 orang. Jumlah pendaftar sebanyak 300 orang lebih, jika peserta tidak dibatasi maka tidak dapat ditangani dengan baik. Demi intensif pembelajaran di kelas, kita hanya menerima maksimal 30 peserta tiap kelas, yaitu orang yang lebih terlebih dahulu mengirimkan formulirnya,” jelasnya.
Terakhir, Sapto juga berharap agar mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan ini tidak hanya sekedar menerima pengetahuan yang disampaikan, tetapi menggunakan pengetahuan tersebut sehingga menjadikannya pembeda dengan mahasiswa yang lain. Kelas pelatihan jurnalstik ala Tirto di Makassar ini merupakan kelas kedelapan, selanjutnya yang akan diadakan di Kota Medan. (Bru/Swp)