Suasana pemutaran Film Made In Siberut di Pelataran H1 FH-UH, (31/8).
Makassar, Eksepsi Online – Lembaga Pers Mahasiswa Hukum (LPMH) Universitas Hasanuddin (UH) berkerjasama dengan Wachtdocumentary menggelar layar solidaritas untuk korban bencana Lombok, bertempat di Pelataran H1 Fakultas Hukum UH pada Jumat (31/8). Kegiatan layar solidaritas ini meliputi pemutaran film Made In Siberut, diskusi bersama serta pengumpulan donasi untuk korban bencana di Lombok.
Film Made In Siberut sendiri, merupakan flim dokumenter karya Wachtdocumentary yang mengisahkan tentang kehidupan masyarakat adat di tanah Siberut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat serta kompleksitas permasalahan yang mereka hadapi saat ini.
Muhammad Maulana, advokat Yayasan Lembaga Batuan Hukum (YLBH) Makassar selaku pematik diskusi, menyatakan bahwa dari film Made In Siberut dapat dilihat bahwa, saat ini masyarakat adat di Siberut bukan hanya berhadapan dengan para penguasa terkait sektor sumber daya alam semata. Namun, juga dengan stigma masyarakat modern yang mengganggu kehidupan mereka.
Lebih lanjut, Maulana juga menjelaskan perbedaan sudut pandang antara masyarakat adat dengan masyarakat modern dalam memandang makna kehidupan dan alam. Menurutnya, masyarakat adat harus dilindungi keberadaannya sebab, merekalah yang senantiasa menjaga alam di kehidupannya.
“Walaupun saat ini sudah ada Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait masyarakat adat dan keberadaannya, namun masih terdapat masalah di dalamnya. Proses penetapan tempat tinggal, kolom kepercayaan dalam kartu identitas, pemulihan hak masyarakat adat yang belum terkoordinir dengan baik serta penyelesaian sengketa terkait hukum adat yang belum jelas prosedur penyelesaiannya, menjadi beberapa masalah pada RUU ini,” jelas Maulana di dalam forum (30/8).
Kegiatan layar solidaritas yang terbuka untuk umum ini diakhiri dengan pengumpulan donasi dari para penonton. “Kami mengumpulkan semua donasi baik tunai maupun transfer, sampai tanggal 2 September. Setelah itu akan disalurkan ke korban bencana di Lombok,” jelas Fitriani selaku Pimpinan Umum LPMH-UH yang ditemui setelah kegiatan selesai (30/8). (Fni)