Makassar, Eksepsi Online – Belajar dari Desa, menjadi tema talkshow yang diadakan oleh komunitas penggiat literasi Katakerja, Inninawa, Payo Payo, Mojok, Penerbit EA Books, Revius Webzine serta berkerjasama dengan Direktorat Alumni dan Penyiapan Karir Universitas Hasanuddin (Unhas), yang berlangsung di Gedung IPTEKS Unhas pada Kamis (20/12).
Membahas desa dan kehidupan masyarakat desa dengan lebih mendalam, talkshow ini menghadirkan penulis, jurnalis, aktivis, budayawan dan seniman yakni Abdullah Sanusi, Akbar Zakaria, Faisal Odang, Eko Rusdianto, Karno B. Batiaran, Luna Vidya, Nur Al Marwah Asrul, Nurhady Sirimorok, Sartika Nasmar dan Band Kapal Udara sebagai pembicara.
Aan Mansyur selaku ketua panitia kegiatan, mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini yakni untuk menjadikan desa dan kehidupan masyarakat desa menjadi bahan pembahasan masyarakat luas, terkhusus di kalangan anak muda.
“Membahas desa itu sangat menarik. Awalnya saya pesimis adakan kegiatan ini, namun ternyata antusias masyarakat yang datang sangat besar, terlebih anak muda. Kami memang ingin mengajak anak muda untuk lebih memperhatikan desa dan kehidupan masyarakat desa,” jelas Aan Masyur pada kegiatan (20/12).
Selain itu, Eko Rusdianto selaku jurnalis juga membahas terkait isu pemberitaan desa pada kancah nasional. Kata Eko, pemberitaan desa tidak terlepas dari tiga isu yakni konflik, wisata dan anggaran dana desa. Lebih lanjut, kata Eko, sulitnya mengakses informasi dan transportasi menjadi penghalang bagi jurnalis dalam memberitakan desa di Indonesia.
“Terdapat juga beberapa jurnalis yang meliput isu desa karena iming-iming sesuatu, bahkan tidak ragu untuk meminta imbalan. Maka seharusnya publik harus mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi di desa, seperti konflik Sumber Daya Alam (SDA) yang sering dirasakan oleh masyarakat desa, dengan kemauannya sendiri atau dengan membaca,” ujar Eko pada kegiatan (20/12).
Menanggapi kegiatan ini, Luna Vidya selaku seniman teater mengatakan kegiatan ini merupakan cara yang baik untuk mengajak masyarakat mengenal suatu gagasan tentang desa. Luna yang membahas desa dengan pertunjukan teater ini juga, mengapresiasi peluncuran buku Catatan Perjalanan tentang Satu Bahasa : Melihat Desa Lebih Dekat karya Nurhady Sirimorok pada akhir kegiatan talkshow.
“Begini caranya memperkenalan sebuah gagasan yang nantinya akan sangat seksi untuk diliput, dikemas dengan baik untuk mendengar perspektif tentang desa dari para pembicara. Setelah itu barulah kita masuk pada bacaan buku tentang desa dengan perspektif kita sendiri,” jelas Luna saat diwawancarai oleh kru eksepsi seusai kegiatan.
Terakhir, rencananya kegiatan talkshow dan peluncuran buku ini akan dilanjutkan dengan workshop pada hari Jumat (21/12), ditempat yang sama. (Shl)