web analytics
header

Buku Memangkas Birokrasi Karya Aidir Amin Daud Dibedah di Unhas

oioiio
Sumber: dokumentasi pribadi.

Makassar, Eksepsi Online– Jumat (15/3) buku berjudul Memangkas Birokrasi karya Aidir Amin Daud dibedah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH). Pada buku yang terdiri dari delapan bab ini, Aidir menjelaskan upaya, pemikiran dan capaiannya memangkas alur birokrasi selama ia menjadi birokrat. Pemberian status warga negara bagi Hasan Tiro, mengikis biaya verifikasi partai politik, bahasan kasus Jessica Wongso sampai mafia Sisilia menjadi beberapa bahasan utama pada buku ini.

Buku ini dibedah oleh tiga pembedah yang turut hadir pada kegiatan, yakni Bupati Bantaeng Dr. Ilham Azikin, Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid, Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Hasanuddin Prof. Syamsul Bachri, serta Ketua Departemen Hukum Internasional FH-UH  Dr. Iin Karita Sakharina sebagai pemantik.

Pada kegiatan, Usman Hamid menjelaskan pandangannya terhadap sosok Aidir yang memiliki perhatian khusus terhadap Hak Asasi Manusia. Menurutnya, Aidir merupakan sosok birokrat, teknokrat, pemikir dan penulis yang dapat mencerminkan prinsip-prinsip kebangsawanan untuk menjamin hak-hak warga negara serta memiliki aspirasi kebebasan.

“Aidir menjadi teknokrat dalam birokrasi, ia menjalankan semua prinsip birokrasi. Dalam menjalankan tugasnya ia membawa prinsip kebebasan. Sebagai contoh, ia dulu pernah membantu membebaskan aktivis lingkungan Eva Bande. Aidir memperjuangkan itu dalam birokrasi, kita dapat membaca upayanya di dalam buku ini,” jelas Usman.

Dr. Ilham Azikin sebagai perwakilan birokrasi mengatakan bahwa dalam buku memangkas birokrasi, Aidir memperlihatkan cara kerjanya dalam memangkas birokrasi dari segi struktural. “Jika terjadi kebuntuan dalam birokrasi Kemenkumham saat itu, Aidir muncul dengan pandangan dan solusi,” tambahnya.

Senada dengan Ilham, Prof.Syamsul Bachri mengatakan dalam bukunya kali ini Aidir mengambarkan bagaimana dapat mengambil kebijakan dengan cermat dan tanpa menimbulkan konflik. “Aidir memang sosok yang cerdas, ditambah dulunya ia merupakan wartawan senior maka kepekaan dan kecermatannya telah terasah. Aidir juga merupakan salah satu  birokrat yang mempergunakan kemajuan teknologi dengan baik,” tambahnya.  

Pada kegiatan bedah buku yang moderator oleh Upi Asmaradhana ini, para peserta juga diberikan buku memangkas birokrasi karya Aidir Amin Daud secara gratis. (Ylk/Nur Fadliansyah Abubakar anggota magang)

Related posts: