Makassar, Eksepsi Online – (13/3)Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Mercusuar Universitas Airlangga (Unair) menyelenggarakan Talkshow pada Sabtu (13/3) yang Menghadirkan pemateri-pemateri hebat untuk membagikan pengalaman terkait tantangan jurnalis di masa pandemi.
Salah satu pemateri talkshow yang merupakan jurnalis senior di kompas TV, Ahmad Arif mengemukakan beberapa tantangan jurnalis di era pandemi. Arif mengemukakan ada tiga problem dalam peliputan bencana dan krisis pra-pandemi yaitu pengetahuan-keterampilan, kode etik, dan tekanan ekonomi politik pada media.
“Ada tiga problem besar antara lain lemahnya pengetahuan dan keterampilan dalam meliput bencana dan krisis, bagaimana meliput dengan empati yang diperlukan dalam peliputan, selain itu ada persoalan ekonomi-politik yang menekan mereka yang sering menimbulkan bias untuk media.” Jelas Arif.
Selain itu faktor kesehatan dan keamanan peliputan juga menjadi tantangan, setidaknya ada 20 jurnalis Menurut Arif yang meninggal karena Covid-19 dan banyak lagi yang tertapar di luar sana.
Faktor persoalan lain yang juga bisa dibilang signifikan yaitu pengendalian data dan informasi, menurut Arif, Faktor ini menjadi sulit karena ada data yang tidak transparansi dari pemerintah kepada masyarakat sehingga menjadi tantangan bagi media dan juga terkait Infodemik yang terjadi.
“Data yang tidak disampaikan publik kepada masyarakat menjadi tantagan berat bagi media yang seharusnya bertugas menyampaikan data dan informasi sebaik-baiknya. Selain itu terkait meluapnya infodemik yang tidak hanya tersebar secara nasional tapi juga global bahkan bisa saja infodemik datang dari otoritas sendiri.” Tambah Arif.
Pada pemaparannya Arif juga mengemukakan pengendalian data dan informasi oleh pemerintah ini menjadi persolan sangat penting karena mempersulit jurnalis sebenarnya, dalam menjalankan tugasnya untuk menyampaikan informasi yang baik kepada publik.
“Kita tau Narasi yang disampaikan oleh pemerintah saat ini, adalah narasi yang cukup positif, informasi yang disampaikan cukup menenangkan bagi masyarakat. Padahal komponen kita meningkatkan pemahaman kepada masyarakat mengenai resiko dan ancaman yang dihadapi sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri menghadapi bencana.” Jelas Arif.
Ahmad Arif juga mengemukakan beberapa tindakan yang bisa dilakukan media pada saat pra-pandemi seperti ini antara lain adu cepat;terbitkan dulu,koreksi kemudian , tren click bait, dan bias kepentingan (dependensi).
Pembicara kedua yaitu mantan reporter Narasi newsroom dan juga pernah menjadi media reseacrh NajwaTV, Vany Fitria banyak menceritakan pengalamannya selama bekerja di kedua media pers tersebut.
Vany Fitria mengatakan saat ini karya jurnalistik ada berbagai macam dan model, “Jurnalistik itu banyak macam dan model, salah satunya dari pengalaman saya di Narasinewsroom, dimana kami menampilkan suatu isu dalam bentuk video dengan tetap berisi konteks dan teorinya.” Ujar Vany
Pemateri terakhir, Aqwam F. Hanifan yang merupakan Produser Investigasi di NarasiTV juga menjelaskan terkait bagaimana mengcounter infodemik yang diciptakan oleh pemerintah. Aqwam mengatakan infodemik itu sebenarnya adalah informasi yang melimpah, baik online maupun offline.
Pada pemaparannya Aqwam juga menjelaskan Infodemik yang dihadapi oleh pihak WHO. Dalam slide Power Point (PPT) yang ditampilkan menuliskan ‘kami menyerukan kepada Negara-Negara Anggota untuk mengembangkan dan menerapkan rencana aksi mengelola infodemik dengan mempromosikan penyebaran informasi yang akurat secara tepat waktu, berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukti.’ –WHO-
Selain itu, Aqwam juga mengatakan jurnalis yang baik itu adalah jurnalis yang selalu skeptis, “Jurnalis itu harus skeptis dalam menerima informasi, jurnalis yang baik itu pasti langsung bertanya ‘bener ga sih informasinya? Ada jurnalnya ga sih?’ setelah skeptis biasanya mereka double cross check lagi. Setelah itu kita mencari Narasumber yang kredible untuk memverifikasi informasi itu.” Jelas Aqwam. (lia)

Regenerasi Kepemimpinan: LeDHaK FH-UH Sukses Gelar PARLEMEN PUSAT
Makassar, Eksepsi Online – (30/05) Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (LeDHaK FH-UH) telah sukses menyelenggarakan Paripurna