web analytics
header

Pemilik Kos dan Mahasiswa Keluhkan Kos Sepi Akibat Pandemi Covid-19

WhatsApp Image 2021-04-05 at 5.57.04 PM
Sumber Google

Makassar – Eksepsi Online (5/4) Pandemi Covid-19 yang hingga kini tak kunjung reda berdampak pada berbagai sektor sosial dan ekonomi masyarakat, termasuk bagi para pemilik kos-kosan. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan peserta didik khususnya mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar daring menyebabkan para mahasiswa ini masing-masing memilih kembali ke kampung halamannya dan membuat kos semakin sepi dan banyak mahasiswa yang memutus kontrak dengan sang pemilik kos.

Hal itu dirasakan oleh Hasrul, pemilik kos Benhart I di Jl Sahabat 3 No. 128. Menurutnya, alasan utama banyak mahasiswa yang memutuskan untuk minggat dari kosnya antara lain karena sistem pembelajaran yang bisa melalui daring.

“Banyak yang pulang, ada juga yang nda lanjut. Misal kayak jatuh tempo itu toh itu nda lanjutmi dan diambilmi barang-barangnya karena kembali semua ke daerahnya masing-masing,” Kata Hasrul kepada Eksepsi Online, Minggu (4/5/2021)

Ia mengatakan, kos-kosannya sudah mulai sepi ketika awal pandemi COVID-19 dan memasuki bulan Ramadhan 2020 kemarin.

“Awal-awal pandemi itu pak sudah mulaimi sepi, apalagi pas bulan puasa kan liburmi semua mahasiswa jadi pulang semuami ke kampungnya masing-masing” Katanya.

Menurut Hasrul, langkah yang dilakukan dalam mentaktisi problematika ini yaitu salah satunya dengan cara menurunkan harga sewa kos

Kasi turun harga mami. Kayak misalnya yang sebelumnya 6 juta Rupiah sisa 5.5 Juta, karena susah uang jadi dikasih turunmi.” Keluhnya.

Sementara itu, suasana kos yang sepi juga dirasakan oleh salah seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin yang bernama Reski di mana dia kebetulan menetap di Rusunawa 2 Unhas walaupun pada masa pandemi. Dia merasakan bahwa situasi dan suasana di rusunawa itu sangat sepi dan sunyi.

“Selama pandemi ini kan tetapja di rusun karena memang ada kegiatan di kampus yang tidak mengharuskan saya kembali ke kampung. Jadi, di rusun itu situasinya sekarang ya sunyi. Karena banyak yang balik ke kampung dan banyak kamar yang kosong”  Ujar Reski kepada Eksepsi Online, Minggu (4/5/2021)

Beberapa fasilitas seperti kantin yang berada di rusunawa tersebut menurut Reski kini tidak fungsional karena kurangnya orang yang menetap di rusun tersebut diakibatkan oleh pandemi.

“Kantinnya juga tutup karena sunyi, mungkin dilihat sedikitji pembeli jadi ditutupmi.” Imbuhnya.

Kebijakan penurunan harga sewa kos juga dirasakan oleh Reski. Menurutnya, pandemi ini membuat harga sewa rusunawa tersebut menurun beberapa ratus ribu rupiah.

“Semua kos, tidak hanya di rusun saja itu memang dikasi begitu kebijakannya (menurunkan harga sewa) misal di rusunawa yang kutempati sekarang toh, harga awalnya itu 1,1 Juta, karena pandemi ini jadi 750rb per bulan. Karena memang begitumi, orang pandemi baru sistem kuliah juga onlineji, jadi orang berpikir ka onlineji untuk apaka’ buang biaya untuk ma kos.” Paparnya.

Reski pun berharap, pandemi COVID-19 ini dapat segera berakhir dan kuliah dapat dilaksanakan secara luring. (Abi Dzarr Alghifary/Magang)

Related posts: