Makassar, Eksepsi Online – (15/4) Pada (10/4) Salah satu dari lima tim delegasi dari Lembaga Penalaran dan Penulisan Karya Ilmiah (LP2KI) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin menjadi juara 2 dari Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Fasih Law Fair Fakultas Syariah dan Hukum IAIN Tulungagung Tahun 2021 yang diselenggarakan pada 8 Februari – 9 April 2021.
Sri Putri Amalia Jamal, Sahrana, Desi Fitriani merupakan anggota tim delegasi yang mendapatkan juara 2 dalam lomba karya tulis ini. Dengan Mengankat judul dari tema yang ada yakni “E-Complaints for SG (Social Grants) : Upaya Preventif Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi di Tengah Pandemi”.
Sri dan kawan kawan berhasil mengalahkan ratusan tim yang mendaftar dari berbagai Universitas di Indonesia setelah melalui beberapa tahap seleksi. Seleksi pertama dari lomba karya tulis ilmiah ini ialah seleksi abstrak, lalu paper hingga presentasi dan diakhiri dengan tahapan seleksi tanya jawab. Dari tahapan seleksi yang ada, tercatat sebanyak 53 tim yang lolos dari ratusan tim yang mendaftar yang mana satu timnya terdiri dari tiga orang. Hingga pada penilaian tahap akhir yakni pemenang berjumlah sebanyak 3 tim.
Mengenai waktu yang dihabiskan dalam penulisan KTI ini, Sri mengatakan bahwa proses mulai dari mengamati, mencari ide serta menyusun karya hingga dapat mengahsilkan satu KTI, dan sebenarnya bergantung pada individunya masing-masing. Namun Sri dan tim dapat menyelesaikannya dalam kurun waktu dua bulan hingga dapat maksimal dan kemudian mendapatkan juara kedua dari LKTI ini.
Sahrana dalam wawancaranya dengann kru eksepsi (13/4) mengatakan tidak merasakan kendala yang berarti dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
“kalau kendala sih, ngga terlalu banyak kendala yang berarti. Yah cuma karna kami tidak berada pada satu tempat aja, jadinya komunikasinya kadang agak lambat. Tapi alhamdulillah semua bisa ditaktisi dengan baik”.
Adapun harapan yang disampaikan oleh Desi ialah, “ada banyak harapan pastinya. Namun saya bagi menjadi 2 poin. Harapan pertama adalah kita semua menjadi lebih peka terhadap kondisi sosial yang ada, peka dalam artian membuka mata untuk mencari solusi permasalahan yang ada. Dan salah satu caranya adalah dengan menulis. Lalu harapan kedua saya harap kita dapat lebih produktif di tengah pandemi”. (zlf)