Makassar, Eksepsi Online – (16/9) Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Departemen Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berkerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Korwil Sulselbar, 12 Perguruan Tinggi Indonesia, dan beberapa mitra lainnya menyelenggarakan Konferensi Penyiaran Indonesia dengan tema “Mewujudkan Media Komunikasi dan Industri Penyiaran yang Sehat, Tangguh, dan Berbasis Kemanusiaan.”
Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 10.00 Wita di Aula Macora, Hotel The Rinra, Makassar. Konferensi Penyiaran ini dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan terhubung secara virtual melalui applikasi zoom meeting.
Dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, yang menjadi keynote speaker pada kegiatan tersebut. Selain beliau, Ir. Suharman Hamzah, Ph.D., HSE (Direktur Komunikasi) sebagai perwakilan Rektor Unhas, Syahril Nasution (Ketua Umum ATVSI), Andi F. Noya (Praktisi Penyiaran), dan Erick Thohir (Ketua Umum) juga turut hadir sebagai narasumber pada pelaksanaan konferensi penyiaran tersebut.
Dr. Alem Febri Soni, S.Sos., M.Si sebagai Ketua Panitia mengawali kegiatan tersebut dengan laporannya yang menjelaskan kegiatan tersebut awalnya direncanakan pada tahun 2020 lalu. Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas, sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana di tahun 2021 dengan kolaborasi berbagai mitra.
“Seminar ini dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyiaran sekaligus forum edukasi dalam konteks akademik untuk pengelolaan informasi kepada publik. Pada kegiatan ini, setelah proses evaluasi dari paper yang cukup banyak diterima, ada 60 paper yang bisa diteruskan ke reviewer dari 12 Perguruan Tinggi. Nantinya, 31 paper yang telah melalui proses review akan dipublikasikan,” jelas Alem Febri.
Dilanjutkan oleh Agung Suprio (Ketua KPI Pusat) yang dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Unhas atas kesediannya menjadi tuan rumah. Beliau juga berharap agar forum yang menghadirkan para pakar bisa saling berdiskusi untuk menghasilkan gagasan yang jauh lebih demokratis.
Prof. Dwia menyampaikan rasa bangganya karena dapat bekerja sama dengan KPI dan pihak lainnya dengan menyusun tema yang strategis. Dalam era informasi seperti ini, penyiaran menjadi salah satu bagian kehidupan masyarakat global yang perlu terkoneksi satu dengan yang lainnya melalui ketersediaan informasi terkini. Beliau berharap agar media komunikasi dan industri penyiaran dapat berbasis pada kepentingan publik serta tidak dipengaruhi oleh kepentingan sektoral.
“Dukungan SDM handal sangat diperlukan demi terciptanya media komunikasi dan industri penyiaran sehat, berbasis kemanusiaan. Unhas berkomitmen mengedepankan aktivitas kemanusiaan dalam berbagai kegiatan dengan spirit humaniversity,” kata Prof. Dwia.
Kegiatan resmi dibuka oleh Plt. Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan pengembangan berbagai sektor di Sulsel. Terkait seminar, beliau mengharapkan agar KPI bisa meningkatkan peran dan kontribusinya dalam mendorong siaran televisi berkualitas.
“Siaran TV berkualitas memiliki posisi strategis menghasilkan generasi cerdas melalui siaran yang edukatif,” kata Andi Sudirman.
Sandiaga Uno menyampaikan terkait posisi strategis industri penyiaran dalam menghadirkan konten kreatif dengan informasi akurat untuk membersatukan bangsa. Industri penyiaran juga berperan melalui berbagai program inovatif untuk mendukung ekonomi kreatif berkelanjutan, dan mendukung pembangunan bangsa.
“Saya berharap ini menjadi forum menghasilkan pemikiran cerdas dan dapat disumbangkan untuk dikolaborasikan dengan berbagai pihak, demi mendukung terwujudnya Indonesia maju, Indonesia tangguh,” kata Sandiaga.
Narasumber lainnya yakni Syahri Nasution dalam kesempatan tersebut menjelaskan tentang “Industri Penyiaran Sehat di Era Digital”. Secara umum, beliau menyampaikan bahwa ATVSI sepenuhnya mendukung digitalisasi penyiaran. Hal ini salah satunya terbukti dengan ATVSI yang telah bersiaran simulcast di berbagai wilayah di Indonesia.
Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab, yang berlangsung dalam dua sesi. Pada sesi kedua menghadirkan beberapa narasumber yang mewakili para akademisi dan industru penyiaran Indonesia. (ina/red)