Makassar, Eksepsi Online – (19/3) Gerakan Radikal Anti Tindak Pidana Korupsi (Garda Tipikor) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) telah mengadakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan tema “Membentuk Kader yang Berintelektual Melalui Khazanah Dialektis Anti Korupsi”. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid yaitu via Zoom Meetings dan di Aula Harifin Tumpa FH-UH dengan total 69 peserta yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2020 dan 2021.
Wahyudi Hidayatullah Basri selaku ketua panitia mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan dan tema ini selain sebagai proses regenerasi anggota Garda Tipikor FH-UH juga sebagai momentum awal pembentukan intelektual kader.
“Ini sebagai momentum awal pembentukan intelektual kader terutama pada marwah organisasi yang berfokus pada pemberantasan tindak pidana korupsi.” Jelas Wahyudi dalam wawancaranya bersama Eksepsi.
Selain pemberian materi, para peserta juga diberikan beberapa kasus posisi (Kaspos). Dari pemberian kaspos berarti memberikan forum dialektis untuk para peserta mengasah kemampuan dalam menganalisa sebuah kasus tindak pidana korupsi.
Berbicara mengenai kendala kegiatan, Wahyudi menerangkan bahwa kendala terselenggaranya Diklat terletak pada jarak dan pandemi, namun tak mengurangi kualitas dari kegiatan.
“Mungkin untuk kendala itu ada dijarak. Meskipun terkendala jarak dan pandemi, dan masih ada peserta yang masih berada di luar daerah, tapi tidak mengurangi kualitas dari kegiatan ini.” Terangnya.
Dari Diklat yang berlangsung selama tiga hari, Wahyudi berharap bahwa kegiatan yang digelar dapat bermanfaat bagi seluruh peserta.
“Semoga materi-materi yang telah diberikan selama tiga hari di pendidikan dan pelatihan ini dapat bermanfaat bagi teman-teman. Saya juga berharap, semoga teman-teman peserta bisa menjaga semangatnya sampai menjadi bagian dari keluarga Garda Tipikor.” Harapnya.
Rangkaian acara Diklat Garda Tipikor FH-UH resmi ditutup pada Sabtu (19/3). (adp)
