Wilya Pratiwi
Mahasiswa FH-UH angkatan 2019
Secangkir kopiku semakin dingin, ingin kuteguk namun semakin pahit
Ada harapan yang perlahan-lahan lenyap seperti panasnya kopi yang berubah dingin
Ada rindu yang kutitip pada dinginnya kepergianmu
Yang membangunkanku pada lamunan panjang
Kembali pada keinginan untuk bersama namun pisah datang memisah
Malam itu kuajak kau duduk berdua, bercerita bersua dengan rindu
Namun, penolakanmu adalah jawaban penawar luka lama
Yang berusaha kulupa namun enggan tuk melupa
Lalu Kutunggu kau di meja cafe, dengan secangkir kopi dingin
Kau tau kenapa kopinya dingin?
Kopi dingin itu sedingin kepergianmu, sedingin malam ini dan malam-malam berikutnya