Makassar, Eksepsi Online – (29/4) Mahasiswa Angkatan 2021 atau yang dikenal dengan nama Konstitusi 2021 tengah mempersiapkan kegiatan inaugurasi sebagai bentuk pengukuhan sebagai Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) .
Pada persiapan inaugurasi tersebut, agaknya mengalami kendala pada pendanaannya. Ayumi Annastya James selaku Bendahara Inaugurasi Konstitusi 2021 menjelaskan bahwa sumber dana dari perhelatan besar ini berasal dari biaya kontribusi anggota Konstitusi, panitia divisi hubungan masyarakat (Humas) dan divisi dana usaha (Danus).
“Kalau sumber-sumber dananya, yang pertama dari kontribusi angkatan Konstitusi sendiri terus sponsor-sponsor yang dilakukan oleh Humas dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Danus.” Jelas Ayumi.
Berkaitan dengan biaya kontribusi yang dipungut dari setiap anggota Konstitusi, banyak dari anggota Konstitusi 2021 sendiri merasa keberatan dalam pemungutan uang sejumlah Rp. 260.000-315.000. Pemungutan yang dibagi atas panitia aktif dan tidak aktif ini dianggap sangat besar.
Salah satu anggota Konstitusi, Laode Muhammad Fitra Sahari Ramdana menyebutkan dana ini mahal dan belum dapat dipastikan idealnya atas pelaksanaan kegiatan.
“Kalau untuk ideal, kalau saya belum bisa pastikan. Karena kalau dilihat dari konsep acaranya megah sekali tapi nda tau nanti pas hari-H semegah itu atau tidak, tapi kalau dibilang mahal ya mahal.” Terangnya.
Beberapa pihak menyebut penentuan jumlah kontribusi ini tanpa melewati diskusi ataupun kesepakatan bersama, mereka hanya diminta untuk membayar.
“Saya nggak tau soal itu (diskusi jumlah biaya kontibusi), tiba-tiba disuruh bayar saja.” Jelas anggota Konstitusi lainnya, Putri Rezki Amalia.
Terkait hal tersebut Ayumi menjelaskan bahwa sebelum dikeluarkannya keputusan akhir mengenai biaya kontribusi telah dilakukan rapat bersama di sekertariat Konstitusi.
“Rapatnya itu diadakan di sekertariat Konstitusi. Dan untuk orang-orang yang datang, panitia dan beberapa anggota Konstitusi yang lain. Lumayan cukup banyak anak Konstitusi yang datang dan mereka itu pada setuju.” Ujar Ayumi.
Menegaskan hal itu, ia menjelaskan telah ada upaya menghindari keberatan dari anggota lain dengan bertanya kepadanya atau Ketua Panitia.
“Tapi setelah rapat kita lemparkan kembali ke grub dan sudah diberitahukan kalau ada yang ingin protes atau ada yang ingin dipertanyakan bisa langsung chat ke bendaharanya atau ke Ketua Panitia.” Lanjutnya.
Mengenai biaya kontribusi yang tergolong mahal, Ayumi menjelaskan bahwa uang kontrib yang diwajibkan sebesar Rp. 200.000 dan untuk iuran perbulan Rp. 60.000-105.000 itu tidak diwajibkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan dikarenakan masih banyak anggota Konstitusi yang merasa keberatan terhadap nominal Rp. 260.000-315.000.
Lalu ketika ditanyai mengenai semua anggota Konstitusi yang mengetahui hal tersebut, ia berkata bahwa semua anggota Konstitusi sudah mengetahuinya.
“Iya sudah (tau) tapi rata-rata alhamdulillah dari antusias teman-teman Konstitusi kayak dia langsung bayar lunasji 260-nya.” Katanya.
Gema Hijrah Abdillah selaku Ketua Inaugurasi Konstitusi 2021 juga menyatakan bahwa ada keringanan dalam pembayaran kontrib ini dengan cara diangsur.
“Kontribusi ini bisa dicicil dua atau tiga kali dengan waktu yang ditentukan, jadi lebih muda.” Tegas Gema.
Sementara saat berbicara bentuk partisipasi yang akan menentukan jumlah kontribusi yang dibayarkan, ia menjelaskan partisipasi sebagai panitia aktif tidak hanya bentuk materi akan tetapi mereka juga bisa berpartisipasi dalam bentuk ide dan tenaga.
“Tidak hanya uang, bisa juga ide-ide, tenaga yang bisa dikontribusikan, teman-teman bisa memilih salah satunya. Tapi tidak menutup kemungkinan kita butuh yang namanya itu uang tadi.” Jelasnya.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH-UH, selaku penyelenggara dan pembuat susunan kepanitiaan, Muhammad Sultan justru tidak tahu menahu perihal nominal biaya kontribusi ini.
“Kalau itu tidak ada sebenarnya (Konsultasi ke BEM) karena dia pasti berkonsultasi ke SC (Steering Committee). Untuk sumber dana seperti itu saya sebenarnya nda tahu. Tapi kalau usaha-usaha juga hal teknis kayak begitu palingan yang paling tau itu SC -nya.” Ujar Sultan.
Namun, saat lebih lanjut dikonfirmasi mengenai pengetahuan SC tentang nominal pembayaran kontribusi ini, dia sendiripun masih belum dapat memastikan.
“Sebenarnya saya nda bisa pastikan, (SC) sudah tau atau tidak tapi nanti saya coba telfon SC-nya apakah betul demikian dan apakan ini meminta pendapat dari SC atau tidak. Karena jujur saya tidak terlalu tau hal teknis begitunya.” Jawabnya.
Akan tetapi, ia berharap segala sesuatunya harus diperhatikan dan dibicarakan kembali karena menurutnya ada banyak orang yang menganggap bahwa nominal itu sangat besar.
“Untuk nominal sebenarnya saya jujur setiap orang itu berbeda-beda. Jadi ada yang menganggap bahwa tiga ratus ribu itu sedikit, ada juga yang menganggap tiga ratus ribu itu banyak sekali. Dan untuk Mahasiswa Baru saya rasa hal-hal seperti itu perlu diperhatikan. Harapan saya sebenarnya ini seharusnya dibicarakan kembali.” Ujaranya dalam sesi wawancara.
Meski demikian, lebih lanjut ia tidak ingin mengambil kesimpulan terlalu gamblang karena ingin mendengar pertimbangan dari pihak panitia. (mg/02)