Makassar, Eksepsi Online – (12/5) Penyaringan Calon Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) Periode 2022-2026 telah memasuki tahap pemaparan visi misi dan strategi pencapaian yang berlangsung pada pada pukul 9:56 WITA di Baruga Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H, Kamis (12/5).
Setelah pembukaan Rapat Senat oleh Ketua Senat FH-UH, Prof. Dr. Syamsul Bachri, S.H., M.S. serta pemaparan visi misi dan strategi pencapaian No. Urut 1 yaitu Prof. Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H. M.A.P., agenda kemudian dilanjutkan dengan pemaparan calon No. Urut 2 yaitu Dr. Muh. Hasrul, S.H., M.H., M.A.P.
Dalam pemaparannya, Dr. Muh Hasrul atau yang kerap disapa Lulu menguraikan terlebih dahulu landasan kebijakan atas rencana strategi pencapaian yang akan telah ia susun. Lulu selanjutnya mempresentasikan mengenai capaian FH-UH tahun 2021 juga tantangan yang dihadapi FH-UH di tahun 2022-2026.
“Transisi era 4.0 (revolusi industri) menuju 5.0 (society) menjadikan momentum terjadinya kompetisi nasional dan global, sehingga Fakultas Hukum Unhas harus mampu memiliki keunikan yang dilandaskan pada filosofi pendidikan Fakultas Hukum Unhas,” ujarnya kemudian menjelaskan tentang hal tersebut.
Lulu kemudian melanjutkan dengan visi FH-UH tahun 2022-2026 ialah “Pusat Pengembangan Insani, Ilmu Hukum yang Handal, Inovatif, Berbasis Benua Maritim Indonesia” yang selanjutnya diturunkan menjadi visi Kepemimpinan Calon Dekan FH-UH periode 2022-2026 “Fakultas Hukum Unhas yang Unggul dan bereputasi Internasional yang berbasis Benua Maritim Indonesia.”
Dari visi FH-UH tersebut, lahir misi FH-UH tahun 2022-2026, sebagai berikut :
1. Mengembangkan ilmu dan keterampilan hukum yang inovatif berbasis Benua Maritim
2. Mengembangkan kurikulum dan pembelajaran dalam pembentukan karakter mahasiswa hukum yang handal
3. Menyediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan berkualitas
4. Hilirisasi hasil riset ilmu hukum bagi kemaslahatan masyarakat
5. Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang modern dan berbasis digital
Adapun misi kepemimpinan yang diuraikan oleh Lulu sebagai Calon Dekan FH-UH periode 2022-2026, sebagai berikut :
1. Meningkatkan kompetensi mahasiswa, baik soft skill maupun hard skill
2. Mengembangkan kurikulum yang berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya Dosen dalam mendukung pelaksanaan Tri Darma
4. Meningkatkan tata kelola Fakultas Hukum Unhas yang berbasis layanan digital
5. Meningkatkan jejaring kerja sama nasional dan internasional
Selanjutnya mengenai strategi kepemimpinan dari Calon Dekan FH-UH periode 2022-2026 No. Urut 2 ini adalah :
1. Peningkatan SDM, mutu layanan pendidikan dan kesinambungan pengembangan infrastruktur
2. Peningkatan proses pembelajaran berkualitas untuk mutu lulusan yang adaptif, kompetitif, dan kolaboratif
3. Penguatan hasil riset untuk hilirisasi dan daya manfaat
4. Perluasan mitra kerjasama terhadap DUDIKA yang lebih efektif
5. Supporting kualitas Good University Government
6. Maksimalisasi potensi fakultas untuk kesejahteraan dosen dan pegawai
Lulu juga memaparkan mengenai 8 Indikator Kinerja Utama, antara lain : meningkatnya jumlah lulusan yang mendapatkan kerja <6 bulan; dosen yang berkegiatan di luar kampus; praktisi mengajar di dalam kampus; hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional; prodi yang bekerjasama dengan mitra kelas dunia; kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan; program studi berstandar internasional.
“Ada beberapa indikator yang saya ambil dari kementerian yang sepertinya wajib bagi setiap kampus,” ujarnya sebelum menjelaskan.
Selain itu, ada pula program kerja prioritas yang ia usung, diantaranya :
1. Penyesuaian kurikulum yang terintegrasi dengan program MBKM dan bertaraf internasional
2. Peningkatan layanan akademik dan non akademik yang berbasis digital
3. Peningkatan saran dan prasarana dalam mendukung kegiatan Tri Darma
4. Peningkatan layanan minat dan bakat mahasiswa dalam mendukung prestasi pada level nasional maupun internasional
“Setiap kita dapat menghargai orang lain tanpa harus memimpinnya, tapi kita tidak dapat memimpinnya tanpa bisa menghargainya,” kata Lulu menutup pemaparannya. (csb)