web analytics
header

The World of Deidamia

Cerpen_Elm_Pin

Elmayanti

Pengurus LPMH-UH Periode 2021-2022

PART VII

Wajah Orion tak hangat seperti biasanya. Raut wajahnya keras. Bibirnya tak lagi tersenyum simpul, tapi tersenyum miring. Perang dingin antar mereka berdua berlangsung di tengah-tengah keadaan yang semakin runyam. Pertempuran antar kaum fairy dan kerajaan Banca masih berlangsung.

“Cuih.” Orion meludah. “Itu hanya alasan Raja Athos. Seharusnya Raja Cosmo dari kaum fairy yang menjadi raja di kerajaan Blanca bukan Ayahandamu, Lheora!”

Putri Lheora terkekeh, membuat Orion mengernyit bingung.

“Dari apa yang kau katakan barusan, aku sudah bisa menangkap apa akar konflik permasalahan ini. Jadi Raja Cosmo ingin melengserkan Ayahandaku? Begitu bukan, Orion?”

“Iya!” Seru Orion.

“Dan aku mengenal Raja Cosmo. Ia Raja yang bijaksana dan tenang. Suatu keganjalan rasanya mengetahui Raja Cosmo ingin mengkudeta ayahandaku, Orion.” Putri Lheora tersenyum sinis.

“Memang aku yang telah memengaruhi Raja Cosmos!”

“Lalu bagaimana dengan Putri Daisy, Orion? Beberapa bulan sebelum kaum fairy meninggalkan kerajaan, Putri Daisy memang sudah mulai bertingkah aneh. Ia sering memandangku sinis dan bertanya banyak hal tentang bagaimana rasanya menjadi calon ratu kerajaan Blanca. Sepertinya aku sudah bisa menebak. Bukankah kau yang mendekati putri Daisy, menggodanya kemudian memengaruhinya. Kau membuat keluarga kerarajaan Floryn berada di bawah kendalimu.”

“Iya Lheora, semua yang kau katakan benar! Akulah dalang di balik semuanya. Aku!”

“Apa alasanmu melakukan semua itu, Orion?”

“Apa kau lupa nama belakangku, Lheora? Orion Esta Melkyal. Bagaimana? Apa kau mengingat sesuatu?”

Putri Lheora memutar pikirannya. Melkyal? Dan tiba-tiba Putri Lheora membulatkan mata.

“Kau putra Rhodes Melkyal. Salah seorang fairy yang meninggal saat menjaga perbatasan yang saat itu diterpa badai salju.”

“Tepat sekali, Lheora. Ayahku mati gara-gara bertugas demi kerajaan terkutuk ini!”

“Aku meminta maaf untuk yang terjadi pada ayahmu, Orion. Tapi tetap saja. Apa yang kau lakukan sudah sangat melampaui batas. Kau sudah membunuh Raja dan Ratu dunia Deidamia. Dan jangan lupa, ribuan orang juga terbunuh malam ini Orion! Dan sekarang, katakan padaku, di mana sahabatku Putri Daisy? Aku akan menyadarkannya bahwa kau seorang iblis!”

“Tidak perlu mencarinya Lheora. Sahabatmu dan keluarganya sudah kuberi racun Azaela. Mereka mendadak menjadi masalah ketika tiba-tiba ragu untuk melakukan penyerangan. Aku tak suka jika ada yang menghalangiku. Kenapa Lheora? Kenapa wajah cantikmu memerah? Marah? Setelah orang tuamu, aku membunuh sahabatmu. Hahaha….”

Kekehan Orion mendadak terhenti, ketika Putri Lheora terbang ke atas langit sana. Gaunnya yang semula berwarna krem berubah menjadi hitam dengan kobaran hijau di sekililingnya. Belum lagi matanya, yang sudah berwarna hijau kehitaman.

Sayap besar dan tebal berwarna hitam tiba-tiba muncul dari punggungnya. Kedua tangannya dikepal kuat. Inilah yang dimaksud iblis dalam diri seorang Demon. Tak ada yang berhasil lolos, ketika iblis itu sudah menguasai diri seorang Demon. Apalagi Demon keturunan ke-19. Satu-satunya Demon yang bisa memegang kendali dunia Deidamia atau mungkin sebentar lagi akan menerima nama baru, Dewi Kematian.

“Aku, Princess Lheora Githzerai Blanca. Ratu Kerajaan Blanca. Demon keturunan ke-19. Sang Dewi Kematian. Penguasa tertinggi dunia Deidamia dengan ini menghukum semua orang yang telah merusak kedamaian dunia Deidamia. Matilah!”

Bagai petir. Semua orang yang memang menginginkan kekacauan malam itu berteriak histeris, memegangi dadanya, kemudian terjatuh di lantai. Naas. Hampir keseluruhan kaum fairy mati. Beberapa lagi dari kaum lain, yang diam-diam ternyata menginginkan perang antar kaum.

Putri Lheora turun ke bawah, ia terjatuh, tersungkur di lantai. Benci, amarah, sakit hati, kecewa. Ia menangis, hari ini ia kehilangan banyak hal. Dunia Deidamia pun sepertinya ikut merasakan kesedihan Sang Putri Mahkota, hujan turun begitu saja, padahal bintang-bintang masih berkilauan di langit sana.

Hari ini, ia harus membayar banyak akibat kekuatan besar yang sulit dikendalikannya.

Hari ini, ia resmi jadi sebatang kara.

Hari ini, di usianya yang tepat 19 tahun, ia menjadi Ratu.

Related posts:

Pemangsa Peradaban

Penulis: Verlyn Thesman (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Mau seperti apakah kaumku? Nyaman sudah tak pernah kami alami Tertutup tak tertutup

Temu

Penulis: Wriftsah Qalbiah (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Semilir rindu menaungi langkahku, Membawaku pada ruang sepi yang menanti sebuah temu. Bayangmu

Menumpang Tanya

Oleh: Athifah Putri Fidar Di atas bus yang berguncang lembut,kita berdiri bersebelahan,namun dengan debaran jantung yang tak seiramseperti dua ritme