web analytics
header

Aksi Seribu Lilin: Mengenang Alm. Viren dan Menuntut Kejelasan Kasus

Sumber: Dokumentasi Eksepsi
Sumber: Dokumentasi Eksepsi
Sumber: Dokumentasi Eksepsi

Eksepsi Online, Makassar – (21/1) Sudah 7 hari sejak meninggalnya Virendy Marjefy Wahantouw, mahasiswa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Hasanuddin (Unhas) saat mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) 09 FT Unhas. Kasus ini belum menemui titik terangnya hingga akhirnya digelar Aksi Seribu Lilin di Lingkaran Taman Teras Unhas pada Jumat (20/1) malam untuk mengenang 7 hari Alm. Viren dan menuntut kejelasan kasus.

Imam Mobilingo selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas menyampaikan bahwa selain untuk mengenang Alm. Viren, aksi tersebut juga untuk menggaet partisipasi publik bahwa Unhas harus peduli terhadap permasalahan ini.

“Karena ya kita tahu bagaimana aparat hukum di Indonesia ini bergerak, ya tergantung atensi dari masyarakat. Ya maka dari itu, kegiatan ini akan terus berlanjut untuk mendorong atensi masyarakat terhadap kasus yang akan diusut tuntas,” terang Imam kepada Kru Eksepsi.

Aksi tersebut dihadiri oleh teman-teman satu jurusan Alm. Viren, BEM Unhas, keluarga Alm. Viren, dan jemaat gereja Alm. Viren. Sementara itu, belum ada tanggapan lebih lanjut dari pihak kampus menyoal aksi tersebut. 

“Bahkan dari pihak kampus tidak ada malam ini. (Mereka) bungkam sampai hari ini. Bisa kita lihat di semua media sosial Unhas, ucapan yang disampaikan cuma bela sungkawa,” lanjutnya.

Ia menuturkan bahwa kampus seharusnya tidak lambat bergerak, bukan mengenai viral atau tidaknya, namun ada nyawa mahasiswa Unhas yang direnggut. Imam bersama simpatisan lain melihat bahwa reaksi pihak kampus yang mencoba untuk defense justru menimbulkan rasa tidak percaya dari masyarakat itu sendiri.

“Saya yakin semua orang sepakat ketika kita bilang tidak ada nyawa yang sebanding dengan organisasi. Maka dari itu, kami ingin pihak kampus mengevaluasi kejadian ini sehingga tidak terjadi kedua kalinya. Maka dari itu, kasus ini harus terus diungkap,” tegasnya.

Imam juga berharap bahwa kejadian seperti ini seharusnya menjadi bahan evaluasi ketat terhadap kinerja bidang kemahasiswaan di Unhas, sehingga tidak ada orang yang harus dikorbankan lagi.

Dalam orasinya, ia menegaskan bahwa Unhas belum aman lantaran kasus kekerasan masih sering terjadi dan berharap kasus tersebut menjadi titik balik di mana tidak ada orang tua yang perlu khawatir ketika anaknya berkuliah di Unhas.

“Kita banjiri terus semua media sosial milik kampus pakai #JusticeforViren karena hari ini kampus masih diam tentang kasus ini dan kita tidak pernah mengharapkan akan terjadi kejadian yang sama,” jelas Imam. (adp)

Related posts: