
Makassar, Eksepsi Online – (30/4) Unit Kegiatan Mahasiswa Gerakan Radikal Anti Tindak Pidana Korupsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (UKM Garda Tipikor FH-UH) memperingati hari lahirnya yang ke-18 tahun pada Minggu (30/4).
Peringatan Hari Lahir ke-18 Tahun Garda Tipikor FH-UH kali ini mengangkat tema “Junjung Solidaritas Konsisten dalam Pergerakan”. Kegiatan ini dihadiri oleh Keluarga Besar UKM Garda Tipikor FH-UH serta seluruh tamu undangan yang meliputi Lembaga Tinggi, UKM, Himpunan Mahasiswa Departemen, dan Himpunan Mahasiswa Program Studi FH-UH.
UKM Garda Tipikor merupakan organisasi yang oleh Ketua Umum UKM Garda Tipikor FH-UH Aco Asep Pebrianto dijelaskan sebagai lembaga yang sejak awal didirikan atas dasar keresahan melihat maraknya tindak pidana korupsi yang terjadi. Sementara itu, menyambung pernyataan tersebut, Dewan Litbang UKM Garda Tipikor FH-UH, Adhdhoir Agustana Putra, turut menyampaikan bahwa semangat perjuangan anti korupsi adalah tujuan dari lahirnya organisasi ini. Semangatnya tidak hanya tertuang melalui tulisan, melainkan terejawantahkan melalui perkataan dan perbuatan.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Muhammad Yasser Fauzan Nasrullah dalam sambutannya juga sempat menyorot warna pakaian hitam yang ia gunakan bersamaan dengan pengurus UKM Garda Tipikor FH-UH.
“Saya kira warna hitam yang saya gunakan bersama dengan pengurus Garda saat ini bukan suatu kebetulan, melainkan bentuk kedukaan atas maraknya tindakan-tindakan korupsi yang terjadi di negeri ini,” ujar Yasser.
Menutup sesi sambutan, Pembina UKM Garda Tipikor FH-UH, Fajlurrahman Jurdi, S.H., M.H. menyampaikan harapannya di usia UKM Garda Tipikor FH-UH yanh ke-18 Tahun yang merupakan usia transisional. Fajlurrahman mengandaikannya pada manusia yang merupakan usia puber, usia dimana energi perubahan sosial sedang bergerak, usia yang akan menentukan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
“Ditengah peristiwa korupsi yang belakangan banyak terjadi tangkap tangan dan sebagainya. Kita sulit berharap kepada orang tua yang sedang memimpin kita. Kita perlu kesabaran revolusioner. Sabar dalam arti kita membangun rencana dan ide-ide. Ide itu radikal tidak dalam konteks dekonstruktif tapi ia radikal dalam konteks positif, kedepannya akan terjadi dinamika, tapi korupsi akan selalu menjadi musuh bersama” tutup Fajlurrahman. (aim)