web analytics
header

Kampanye di Unhas, Mahfud MD Paparkan Janjinya

Makassar, Eksepsi Online – (13/1) Pemilihan Umum 2024 kian mendekat, Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Bedah Gagasan dan Visi Calon Pemimpin Bangsa menghadirkan calon wakil presiden nomor urut tiga (3) Prof. Dr. H. Muh Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P. Acara ini merupakan bagian untuk menjalankan PKPU Nomor 20 Tahun 2023 tentang menetapkan kampanye-kampanye pemilu, khususnya kampanye di lembaga pemerintahan dan perguruan tinggi. Metode kampanye yang diizinkan di kedua jenis lembaga tersebut adalah pertemuan terbatas dan pertemuan tatap muka. Adapun panelis yang merupakan dosen dan guru besar di Unhas, yaitu Prof. Dr. Marzuki, DEA., Ph.D., Prof. Dr. Tasrief Surungan, M.Sc., Prof. Dr. Amran Razak, S.E., M.Sc.

Dalam pemaparan visi dan misinya, Prof. Mahfud MD berpesan agar memilih calon pemimpin yang visinya dinilai pada pengalaman hidup, ia memberikan contoh orang yang ingin menegakkan hukum tetapi semasa hidupnya orang tersebut melanggar hukum. 

Visi dari dari pasangan nomor urut tiga (3) adalah Indonesia Unggul Indonesia yang Lebih Baik. “kalau saya diminta satu pernyataan yang lebih spesifik dari visi itu adalah menjadikan hukum sebagai panglima untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya dengan tegas. 

Ada dua puluh satu program yang dijanjikan untuk Indonesia Cepat dan Unggul, di antaranya buruh naik kelas agar tidak kalah jika berhadapan dengan penguasa dan UMR lebih diperhatikan, kuliah gratis untuk anak prajurit dan bhayangkara, satu desa satu faskes (fasilitas kesehatan) satu naskes (tenaga kesehatan), guru ngaji dan guru agama lain digaji, bantuan sosial pasti lanjut dan lebih tepat sasaran, SMK gratis dan langsung kerja, KTP Saktidapat digunakan untuk jaminan kesehatan dan jaminan sosial, disabilitas mandiri dan berprestasi (satu desa satu mobil akses), sikat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan internet gratis.

Panelis pertama, yaitu Prof. Dr. Amran Razak, S.E., M.Sc., menyampaikan pencerahan mengenai buruh dosen yang terjebak dalam administrasi sehingga tidak dapat melakukan penelitian dengan tenang, tidak dapat berinovasi, dan dana yang kurang. Berikutnya ia mengatakan mengenai gagasan satu desa satu faskes satu naskes adalah gagasan kuno dan menjelaskan keadilan yang disparitas atau ketimpangan antara barat dan timur.

Selanjutnya, Prof. Dr. Marzuki, DEA., Ph.D., menyampaikan masalah sistem perekonomian yang ada dalam undang-undang belum terwujud. 

Terakhir, Prof. Dr. Tasrief Surungan, M.Sc., ingin membedah visi yang disampaikan oleh calon wakil presiden dari nomor urut tiga (3) itu, yaitu percepatan penguasaan IPTEKS di mana hal ini menjadi patokan suatu negara dikatakan maju jika teknologi di negara tersebut telah canggih. (Ehn)

Related posts: