Makassar, EksepsiOnline – Jumat (19/07) Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu perampasan ruang hidup, Insersium bekerja sama dengan Hasanuddin Law Study Centre FH UH berkolaborasi dengan nama Hierarchy (HLSC Insersium Realizing of Human Rights and Advocacy), di mana kedua organ ini menggelar diskusi bertajuk “Perampasan Ruang Hidup” di Pemakaman Islam Beroangin, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Diskusi ini berlangsung dari pukul 20.00 WITA hingga 22.30 WITA dan dihadiri oleh mahasiswa dan elemen masyarakat yang peduli terhadap isu-isu sosial dan hak asasi manusia.
Pemakaman Islam Beroangin dipilih sebagai lokasi diskusi bukan tanpa alasan. Tempat ini menjadi simbol perjuangan warga setempat yang tengah menghadapi kasus perampasan ruang hidup oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar. Warga yang merasa hak-haknya dirampas oleh kebijakan pemerintah setempat berharap dapat menemukan solusi dan dukungan melalui diskusi ini.
Diskusi ini menghadirkan dua pemateri utama, yaitu Ahkamul Ihkam Mada dari Insersium dan M. Ian Hidayat A. dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.
Ian, sapaan akrab dari M. Ian Hidayat A., dalam pemaparannya menekankan bagaimana solidaritas dalam menghadapi perampasan ruang hidup menjadi hal penting. “Kemenangan kecil itu nyata adanya.. dan itu berangkat dari solidaritas. Kita punya hak untuk melawan dan kita punya hak untuk saling membantu,” tegas Ian. Ia menjelaskan bahwa solidaritas antarwarga merupakan kunci untuk memenangkan perjuangan melawan kebijakan yang merugikan masyarakat. Dengan saling mendukung, warga dapat menguatkan posisi mereka dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk melawan ketidakadilan.
Ahkamul Ihkam Mada juga menyoroti bagaimana tindakan represif pemerintah dapat memicu munculnya kemenangan-kemenangan kecil bagi masyarakat. “Semakin negara memperlihatkan watak represifnya, semakin banyak juga kemenangan kecil yang bisa didapatkan. Karena dari itu kita membuktikan bahwa ada upaya dan itu nyata terjadi melalui represifitas negara. Ketika perjuangan dihentukan dengan upaya tersebut. Dan dari titik itu kita menang dengan membuktikan negara, pertanyaan apa yang bisa kita lakukan jika negara menunjukkan seperti itu?” ujarnya. Ihkam mengajak masyarakat untuk tidak menyerah dalam perjuangan mereka, meskipun menghadapi tindakan represif dari pemerintah. Ia menggarisbawahi bahwa perjuangan yang gigih dan berkelanjutan dapat membuahkan hasil yang signifikan.
Berdasarkan diskusi yang berlangsung di tengah-tengah pemakaman tersebut, Ihkam dan Ian sepakat bahwa meskipun perjuangan melawan kebijakan represif tidak mudah, tetapi dengan solidaritas dan tekad yang kuat, masyarakat dapat memenangkan pertarungan ini.
Kegiatan yang berlangsung di Pemakaman Islam Beroangin ini menjadi simbol perlawanan warga terhadap ketidakadilan yang dialami. Dengan semakin banyaknya partisipasi masyarakat dalam diskusi dan aksi solidaritas, kemudian diharapkan bahwa perampasan ruang hidup oleh berbagai pihak dapat dihentikan, dan hak-hak warga dapat kembali dipulihkan. (amn)