Makassar, Eksepsi Online (28/10) – Pembinaan Mahasiswa Hukum Tahap 1 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (PMH-I FH-UH) sukses diselenggarakan di FH-UH pada Sabtu (26/10) dan Minggu (27/10) dengan mengusung tema “Refleksi Pendidikan Tinggi: Menumbuhkan Kesadaran Kritis guna Mendorong Keberpihakan dalam Menghadapi Dinamika Hukum”.
Kegiatan ini secara resmi dibuka dan ditutup oleh Dekan FH-UH, Prof. Hamzah Halim, S.H., M.H, M.A.P dan turut dihadiri oleh civitas akademika selaku pengawas kegiatan, serta para ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).
Kegiatan PMH-I ini diikuti oleh 563 peserta yang terdiri dari 516 orang angkatan 2024, 43 orang angkatan 2023, dan 1 orang angkatan 2022. Namun demikian, yang dapat dipastikan hadir pada berlangsungnya acara hanya 521 orang.
Sefanya Maikhel Perdana Tosingke selaku ketua panitia mengungkapkan alasan dibalik pengangkatan tema yang diberikan. Menurutnya, tema tersebut sangat penting dalam menghadapi dinamika hukum serta permasalahan yang memengaruhi hukum itu sendiri.
”Karena kita usung pembahasan besarnya adalah Neo-Liberalisme di dunia pendidikan. Neo-Liberalisme ini sebenarnya, dinamika ekonomi politik yang memengaruhi hukum. Makanya, terjadi banyak perubahan hukum yang diupayakan itu sesuai dengan kepentingan pasar dan tidak berpihak sama masyarakat,” jelasnya.
Di akhir penutupan kegiatan, Republik menjadi nama angkatan yang secara resmi diumumkan oleh angkatan Replik 2020 untuk angkatan 2024. “Republik” sendiri merupakan akronim dari “Ruang Semangat Progresif Menuju Perubahan Melalui Aksi Kolektif”, dengan tagline ”Bersama Bergerak, Wujudkan Keadilan”.
Salah satu alasan penamaan Republik 2024 ini, dikarenakan keselarasan kata dengan Replik 2020 selaku angkatan yang melaksanakan kepanitiaan PMH-I ini.
Ketua Angkatan 2020, Muhammad Abi Dzarr Al Ghiffariy juga menjelaskan bahwa tujuan penamaan Republik 2024 ini adalah agar angkatan 2024 menjadi angkatan yang maju dengan semangat yang kolektif.
”Tujuannya diberikan nama ini adalah agar teman-teman 2024 menjadi sebuah angkatan yang maju, tidak hanya dalam intelektualitas tetapi juga bagaimana mereka menunjukkan keberpihakan. Keberpihakan dalam hal ini, terkait dengan di mana mereka berdiri melihat isu, melihat masalah yang terjadi di sekitar kita dan bagaimana caranya dibangun, yaitu dengan semangat kolektif kebersamaan. Kita bergerak bersama untuk kemudian mewujudkan bagaimana keadilan yang sejati. Dengan semangat-semangat kolektif, kemampuan yang sifatnya progresif, emansipatoris, dan tentu saja anti terhadap penindasan,” terangnya.
Berakhirnya rangkaian kegiatan PMH-I ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk lanjut ke tahap kedua PMH yang akan diselenggarakan oleh angkatan Amnestie 2022.
Sefanya Maikhel Perdana Tosingke turut menyampaikan harapannya bagi peserta untuk proses mereka di tahap selanjutnya.
”Tetap ingat pisau analisis yang diajarkan di PMH-I. Dan di sisi yang mereka dapatkan dari FGD (Forum Group Discussion), dari bacaan dan diskusi-diskusi yang mereka dapat itu bisa dikembangkan di dalam maupun luar kampus. Dan teman-teman angkatan 2024 bisa menentukan keberpihakan kalau ditanya tentang Neo-Liberalisme di dunia pendidikan khususnya,” tambahnya. (Sal)