Makassar, Eksepsi Online – (28/10) Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH), Abdul Munif Ashri, S.H., M.H., menginisiasi program klinik hukum bertajuk Hasanuddin Legal Clinic on Religious Freedom (Halcref). Program ini resmi dibuka pada Sabtu (25/10) sekaligus melaksanakan kelas perdananya bagi mahasiswa FH-UH.
Akademisi yang kerap disapa Munif ini menyatakan bahwa program ini dirancang sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang diikutinya di Yogyakarta. Ia memberikan penekanan pada betapa krusialnya diseminasi isu Hak Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB) di lingkungan akademik.
“Setelah Fellowship Hak KBB yang saya ikuti di CRCS UGM pada Agustus lalu, rasanya penting untuk menyebarkan pemahaman tentang Hak KBB kepada mahasiswa,” tutur Munif.
Halcref didesain untuk mempertajam metode pembelajaran klinik hukum yang berfokus pada praktik. Menurut Munif, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi didorong untuk mempraktikkan langsung skill advokasi.
“Halcref mendorong agar pembelajaran Klinik Hukum diintensifkan. Khususnya, mahasiswa dan dosen mesti banyak mengeksplorasi ‘how to do law’,” jelasnya.
Lanjutnya, Munif memaparkan bahwa model pembelajaran akan menggunakan metode pembelajaran berbasis simulasi, di mana peserta akan terlibat aktif dalam bermain peran.
“Dengan Halcref, mahasiswa akan bermain peran sebagai pengacara HAM. Itu karenanya, luaran dari Halcref nanti adalah pembuatan Opini Hukum,” tambah Munif.
Kegiatan Halcref ini memulai rangkaiannya dengan kelas pertama yang mengangkat materi “Hak KBB dalam hukum internasional dan nasional”. Kelas ini diikuti oleh dengan antusias oleh mahasiswa, ditandai oleh diskusi yang aktif dan sugestif, menunjukkan ketertarikan dan komitmen peserta terhadap isu Hak Kebebasan Beragama.
Rencananya, program ini akan dilanjutkan dengan beberapa materi lain dan kunjungan ke lembaga advokasi, serta akan diakhiri dengan menonton bersama film dokumenter. (Kid)
