web analytics
header

DUNIA YANG DI MANA 2 + 2 = 5

Sumber: gramedia.com

MEMAHAMI WORLDBUILDING DALAM NOVEL GEORGE ORWELL “1984”

Oleh: Maulana Dafa Suwandi

“DUA TAMBAH DUA SAMA DENGAN LIMA”.

Suatu pernyataan yang jelas keliru, kita tahu faktanya: dua tambah dua sama dengan empat, bahkan orang paling bodoh pun tahu jawabannya adalah empat. Namun bayangkan suatu hari, kementerian negaramu menetapkan dua tambah dua sama dengan lima, maka jawabannya adalah lima. Sekeras apapun kau menyangkal, sebanyak apapun data dan bukti yang kau tunjukkan, jika penguasa mengatakan jawabannya lima, maka itulah kebenarannya. Kamu harus setuju dan membuang semua sampah-sampah yang kau anggap kebenaran itu.

Sebuah premis kecil, gambaran sederhana dunia dalam novel klasik berjudul 1984 (Nineteen Eighty-Four), karya George Orwell yang diterbitkan pada 8 Juni 1949. Sebuah karya terakhir sebelum sang penulis tutup usia. Buku ini, bersama dengan Animal Farm adalah buku yang membawa nama George Orwell dikenal oleh para pembaca di seluruh dunia. Buku ini adalah bentuk peringatan Orwell kepada masyarakat akan negara sistem totaliterisme, seperti Uni Soviet dan Jerman pada masa pascaperang dunia kedua. Meski telah lewat puluhan tahun sejak perilisan, buku ini masih sangat disanjung dan digemari pembaca saat ini.

Menceritakan seorang pria bernama Winston Smith, pegawai kementerian yang hidup di Oceania, negara distopia yang segala aspek kehidupan dikendalikan total oleh pemerintah yang dibawahi oleh Big Brother. Big Brother, bersama partai bawahannya memantau segala aktivitas masyarakat. Semuanya diawasi tanpa ada celah melalui alat bernama teleskrin, memastikan bahwa mereka tetap bertindak, berpikir dan berperilaku sesuai keinginan Bung Besar. Winston yang penuh rasa ingin tahu dan merasa muak mulai mencoba keluar dari sistem ini, sesuatu yang membawa malapetaka untuknya.

Cerita klasik yang sederhana, namun yang membuat 1984 begitu berkesan adalah bagaimana dunia distopia ini dikemas dengan rapi, mendalam dan mengerikan. Orwell mengembangkan dunia 1984 seakan-akan ingin mengajak pembaca untuk membayangkan bagaimana hidup di negara dengan sistem yang mengekang sampai menyangkut urusan pribadi.

KEHIDUPAN DI OCEANIA

Bayangkan saja. Mulai dari bangun pagi, bekerja, bersosialisasi, hingga tidur malam semuanya diatur. Bahkan caramu berinteraksi sosial dengan teman, rekan kerja, pasangan hingga keluarga sendiri, semua harus sesuai kehendak pemerintah. Tak ada ruang privat, semua gerak dan ucapanmu akan diawasi 24 jam nonstop melalui alat (teleskrin) yang tersebar di setiap sudut rumah, jalan, kantor dan taman.

Pernah suatu hari saat kau menonton televisi, diberitakan bahwa negaramu sedang berperang dengan negara A, Namun keesokan harinya narasinya berubah, negaramu berperang melawan negara B, bukan karena ada konflik baru, melainkan sejak awal, musuh negaramu memang negara B, tak pernah sama sekali melawan negara A.

Dulu kau belajar bahwa hukum gravitasi ditemukan oleh Sir Isaac Newton, Tapi kini, saat kau membuka buku sejarah edisi terbaru, penemu hukum gravitasi adalah tokoh partai dari negaramu, tidak pernah ada seorang bernama Newton. Kamu mulai ragu dan bertanya-tanya, kau mencari artikel dan jurnal lama untuk memastikan, namun semuanya hilang. Tak satu pun tersisa. Semua rekam jejak telah dihapuskan, tidak pernah ada.

Kamu mencoba bertanya kepada teman, atau orang ahli, Tapi mereka menyangkal pendapatmu dan justru membenarkan versi baru yang disampaikan media. Pada akhirnya, kau mulai ragu pada dirimu sendiri. Kau mempertanyakan apa yang nyata. Semua yang dulu kau yakini sebagai kebenaran adalah salah, dan yang salah menjadi satu-satunya kebenaran.

Kau memberanikan diri untuk bersuara, mengoreksi, mengumpulkan data dan bukti tersisa, mengumpulkan orang-orang yang masih waras dan mempertanyakan sistem ini bersamamu. Bukannya perhatian yang kau dapat, kau malah dihapuskan. Bukan dibunuh, ditangkap, dihilangkan, tetapi kau dihapuskan.

Namamu lenyap dari data warga negara, hilang dari daftar alumni, arsip kantor dan bahkan dari kartu keluargamu. Tetanggamu tidak pernah punya tetangga di samping rumahnya, pasanganmu tidak pernah punya kekasih. Orang tuamu sama sekali tidak pernah memiliki anak, kau bahkan tidak pernah dilahirkan. Tidak ada yang membicarakanmu, mereka tahu kamu menghilang, namun mereka tidak pernah mencarimu, karena pada dasarnya kamu memang tidak ada.

Itu adalah bentuk hukuman atas tindakan berani berpikir di luar narasi resmi. Karena di Oceania, mempertanyakan informasi dan keputusan dari pemerintah adalah suatu tindakan thoughcrime, kejahatan berpikir. Pemerintah ingin agar kau dan masyarakat untuk selalu berpikir dan bertindak sesuai narasi keinginan mereka, tidak ada sama sekali kebebasan untuk melakukan yang kau inginkan.

Lebih mengerikannya, masyarakat di negaramu mengiyakan bahwa dirimu tidak pernah ada. meski dulunya pernah berbicara, bekerja dan saling canda gurau bersamamu, mereka membenarkan kau tidak pernah sama sekali hidup dengan mereka. Kesetiaan dan cinta mereka pada pemerintah lebih tinggi dibandingkan kepeduliannya denganmu.

Mereka percaya pemimpin mereka adalah sosok yang menyelamatkan mereka dari masa-masa kelam. Maka segala ucapan, kebijakan dan langkah yang keluar dari pemerintah dianggap kebenaran mutlak, tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya terdengar.

DOUBLETHINK

Pola pikir masyarakat berdasar dari pemikiran Doublethink, pola pikir yang mengharuskan seseorang percaya pada dua hal yang saling bertentangan. Dengan kata lain, selalu membenarkan narasi pemerintah, walau bertentangan dengan fakta yang ada. Masyarakat tidak perlu menanyakan, hanya perlu memercayai keputusan pemerintah, karena semua kebijakan pemerintah adalah hal yang sudah pasti benar, tidak peduli apakah itu tak logis atau manusiawi.

Sebagai contoh bagaimana Doublethink beroperasi, bayangkan realitas visual yang mendasar. Langit, kita tentu tahu warnanya biru, tetapi jika pemerintah menetapkan bahwa langit berwarna merah, maka itulah warna yang harus diakui. Kenapa? Karena itu kehendak penguasa, meski jauh dari kebenaran.

Contoh lain, dalam buku sejarah. Ilmuwan yang dicap sebagai “Bapak Fisika modern” adalah Albert Einstein, berkat kontribusinya yang banyak mengubah ilmu pengetahuan. Namun, jika pemerintah memilih untuk menulis ulang sejarah, bahwa bapak fisika modern sebenarnya adalah seorang pegawai dari partai mereka, tanpa gelar atau penemuan signifikan. maka dialah Bapak fisika modern. Albert Einstein? Nama tersebut tidak pernah ada, fakta dan catatan sejarahnya dihapus (vaporized) dan digantikan dengan narasi fiktif baru.

Begitulah bentuk pola pikir Doublethink. Pola pikir yang bertujuan untuk merendahkan nalar masyarakat, agar hanya bergantung pada kepercayaan buta pada pemerintah, bukan berdasarkan fakta dan logika objektif.

WAR IS PEACE, FREEDOM IS SLAVERY, IGNORANCE IS STRENGTH.

Slogan-slogan absurd, yang jelas saling bertabrakan dengan makna satu sama lain, justru menjadi pilar ideologis Oceania yang mengerikan.

Narasi perang tanpa akhir terus dibuat sebagai alat pembenaran untuk memastikan ketakutan publik terfokus ke luar dan khalayak percaya pada tindakan Pemerintah. Sehingga membenarkan pemanfaatan sumber daya sewenang-wenang dan kontrol total pada masyarakat, menciptakan stabilitas yang merupakan “kedamaian” bagi rezim. WAR IS PEACE.

Kebebasan berarti punya pikiran sendiri untuk bertindak. Namun bagi partai, Kebebasan individu hanya akan membawa kesesatan, penderitaan dan kehancuran diri. Dengan menyerahkan kehendak pada Partai, warga justru mencapai ‘kebebasan’ dari beban pengambilan keputusan, keraguan dan tanggung jawab nalar. Kepatuhan total adalah keselamatan. FREEDOM IS SLAVERY.

ketidaktahuan dan ketidakpedulian rakyat adalah sumber kekuatan partai. Semakin buta warga terhadap pengetahuan, semakin mudah mereka menerima kebohongan. Kebodohan masyarakat adalah pilar kekuasaan yang paling kokoh bagi penguasa. IGNORANCE IS STRENGTH.

NEWSPEAK

Newspeak, bahasa baru yang terus mengganti bahasa lama dengan tujuan mempersempit pola pikir masyarakat. Kosakata dalam bahasa ini terus direvisi, dikurangi, dan dihilangkan dengan tujuan agar masyarakat kesulitan untuk berpikir kritis. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa gagasan perlawanan dari pemerintah tidak dapat dipikir.

Sistem bahasa Newspeak bekerja dengan menghilangkan kata-kata yang dapat memicu pemikiran subversif atau kebebasan intelektual. Sampai pada titik di mana, bahkan kata “Ilmu” sama sekali sudah tidak ada dalam kamus tersebut. Partai memastikan bahwa keterbatasan bahasa setara dengan keterbatasan kesadaran, dengan tujuan mengunci pikiran warga Oceania dalam penjara linguistik.

 OUTPUT?

Meski terdengar tidak masuk akal dan mustahil dilakukan oleh penguasa. Namun pemerintah Oceania sukses melancarkan sistem-sistem tersebut. Mulai dari poster propaganda Bung Besar yang dipasang di seluruh sisi kota, mengharamkan tindakan demonstrasi dan sebagainya yang berpotensi mengganggu sistem, mengubah sejarah, menghapuskan generasi lama dan aktivis yang mencoba melawan, membakar buku-buku yang dianggap tidak sejalan dengan narasi, bahkan sampai mengubah bahasa itu sendiri.

Narasi perang dibuat sebagai alat untuk masyarakat tetap percaya dan yakin akan keagungan Bung Besar, sehingga tidak perlu mereka untuk berpikir “mengapa?”. Semua narasi baru pemerintah diterima oleh generasi baru, dengan tujuan agar penerus baru tunduk pada keinginan pemerintah. Tak peduli apakah kebijakan tersebut buruk, kejam, tak bermoral dan tidak manusiawi, apapun dilakukan dan diwajarkan asalkan itu dari pemerintah, maka itu harus diikuti.

Kini penduduk Oceania sekarang bukanlah apapun selain budak, bertindak layaknya sebuah robot tak berakal dan tak berperasaan yang melakukan semua perintah tuannya, tidak tahu apakah yang hal tersebut adalah baik atau buruk, mereka tidak peduli asalkan itu keinginan tuannya, cinta pada Big Brother lebih tinggi dibanding cinta pada kemanusiaan.

Bahkan, di jalanan Oceania kau bisa melihat anak-anak bersorak kegirangan melihat orang tua mereka dieksekusi mati di publik atas keinginan pemerintah, mereka telah menjadi anjing-anjing setia pemerintah tanpa moral dan empati terhadap sesama, rakyat Oceania tak lain hanyalah budak pekerja penjilat yang tanpa nalar berpikir,

George Orwell sukses membuat sebuah dunia What If pemerintah Negara bertindak totaliter, di mana pemerintah menjalankan tugasnya bukan atas dasar menciptakan ketertiban, kesejahteraan, keadilan dan perlindungan hak manusia, namun atas dasar kepentingan melanggengkan kekuasaan absolut dan ambisi personal elit Partai. Di mana tatanan yang diciptakan untuk memastikan dominasi sepihak, di mana kepentingan individu penguasa ditempatkan jauh di atas kebutuhan dan kesejahteraan umum

1984 bukan sekadar novel biasa. Ia adalah pesan peringatan dari George Orwell, yang menyoroti akar rapuh setiap kebebasan. Dalam buku ini, ia mengingatkan bahwa dunia distopia Oceania, yang terasa ekstrem dan mustahil, berakar dari hal-hal yang sering kita abaikan, yakni sifat apatisme publik. Ketika masyarakat memilih diam, berhenti berpikir kritis, dan bersikap tidak peduli pada politik Negara, mereka sejatinya secara sukarela menyerahkan kehidupan dan akal mereka kepada pihak yang berkuasa.

Diamnya masyarakat adalah pupuk bagi benih-benih otoritarianisme. Hal-hal kecil, seperti manipulasi narasi publik, penyalahgunaan kekuasaan, penulisan ulang sejarah demi kepentingan segelintir orang, hingga pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan oleh aparat, dapat terjadi dan menjadi normalitas baru jika warga Negara tidak berpikir dan tidak berani bersuara.

Buku legendaris ini mengajarkan bahwa ujung tombak manusia adalah mempertahankan nalar, mempertanyakan tiap narasi, dan peduli pada sesama sebagai umat manusia. Tanpa adanya kewaspadaan kolektif, kita semua berpotensi menjadi budak tanpa nalar di bawah bayang-bayang Big Brother yang sesungguhnya.

Related posts:

Suara Figuran dalam Sandiwara Kekuasaan

Oleh: Faturrahman Powari Sutisna (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin) Ada yang lucu dari politik kampus: semakin tinggi jenjangnya, semakin luwes permainannya.

Penghitung Pengunjung Responsif

Total Pengunjung

...

Kunjungan Unik Hari Ini